Kemampuan untuk artikan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia (atau sebaliknya) merupakan salah satu keterampilan paling krusial di era globalisasi saat ini. Baik untuk keperluan akademik, bisnis, maupun komunikasi sehari-hari, jembatan bahasa ini sangat vital. Namun, menerjemahkan bukanlah sekadar mengganti satu kata dengan kata lain; ini adalah proses mentransfer makna, konteks, dan nuansa.
Banyak orang yang mengandalkan mesin penerjemah instan, namun hasil terjemahannya sering kali kaku dan kehilangan esensi aslinya. Untuk menjadi penerjemah yang handal, baik secara manual maupun semi-otomatis, pemahaman mendalam mengenai teknik penerjemahan sangat dibutuhkan.
Kesalahan terbesar dalam menerjemahkan adalah langsung mencari padanan kata per kata. Sebelum Anda mulai menulis terjemahan, luangkan waktu sejenak untuk membaca keseluruhan teks sumber. Tanyakan pada diri Anda:
Konteks menentukan pilihan diksi Anda. Sebuah kata yang berarti 'ringan' dalam konteks fisik mungkin berarti 'sepele' dalam konteks masalah.
Idiom adalah tantangan terbesar ketika kita mencoba artikan bahasa Inggris. Contoh klasiknya adalah "It's raining cats and dogs". Jika Anda menerjemahkannya secara harfiah ("Hujan kucing dan anjing"), hasilnya akan absurd. Anda harus mencari padanan idiom yang memiliki makna setara dalam bahasa Indonesia, yaitu "Hujan deras sekali".
Teknik ini disebut sebagai 'transposisi' atau pencarian padanan kultural. Jangan takut untuk menyimpang dari struktur kalimat asli jika itu diperlukan demi menjaga kealamian bahasa target.
Mesin penerjemah seperti Google Translate atau DeepL telah menjadi alat bantu yang sangat kuat. Mereka sangat efektif untuk memahami inti dari sebuah dokumen panjang atau untuk memverifikasi istilah asing yang tidak Anda ketahui. Namun, selalu anggap hasil dari mesin sebagai draf pertama.
Setelah mendapatkan hasil mesin, proses yang harus Anda lakukan selanjutnya adalah mengedit dan memoles (post-editing). Fokus pada:
Menggunakan teknologi secara bijak akan mempercepat proses Anda menerjemahkan ribuan kata.
Bahasa Inggris cenderung menggunakan struktur kalimat yang lebih padat dan sering menggunakan klausa relatif. Bahasa Indonesia cenderung lebih fleksibel namun sering memerlukan pemisahan kalimat panjang menjadi kalimat yang lebih pendek agar mudah dicerna.
Misalnya, kalimat bahasa Inggris yang kompleks: "The proposal, which was submitted last Tuesday by the lead research team, ultimately failed to gain necessary stakeholder approval due to budgetary constraints."
Menerjemahkan langsung akan menghasilkan kalimat yang tidak nyaman dibaca. Versi yang lebih baik setelah proses penerjemahan adalah: "Proposal yang diserahkan oleh tim riset utama Selasa lalu, pada akhirnya gagal mendapatkan persetujuan pemangku kepentingan yang diperlukan karena kendala anggaran." Perhatikan bagaimana struktur subjek dan predikat diatur ulang agar sesuai dengan alur bahasa Indonesia.
Semakin banyak Anda membaca materi berbahasa Inggris—berita, artikel ilmiah, novel—semakin mudah bagi Anda untuk mengenali nuansa kata. Ketika Anda menemukan kata baru, jangan hanya mencari definisinya. Cari tahu bagaimana kata tersebut digunakan dalam beberapa konteks berbeda. Ini adalah kunci utama agar terjemahan Anda terdengar alami dan profesional.
Kesimpulannya, kemampuan untuk artikan bahasa Inggris secara akurat adalah kombinasi antara pengetahuan linguistik yang kuat, kepekaan terhadap budaya, dan pemanfaatan alat bantu secara cerdas. Penerjemahan adalah seni menyeimbangkan antara kesetiaan pada teks sumber dan kefasihan pada bahasa target.