Sholat adalah tiang agama Islam. Namun, dalam pelaksanaannya, terkadang seorang muslim lupa, ragu, atau menambah gerakan sholat yang tidak seharusnya. Kondisi ini dikenal sebagai "syubhat" (keraguan) dalam sholat, yang kemudian menuntut adanya perbaikan melalui gerakan yang disebut dengan Sholat Sahwi.
Sholat Sahwi secara harfiah berarti "sholat lupa". Ini adalah tuntunan syariat Islam untuk menyempurnakan sholat fardhu yang dilakukan dengan kekurangan, baik karena menambah (ziyadah) atau mengurangi (nuqsan) salah satu rukun atau syarat sholat.
Penyebab Utama Sholat Sahwi
Ada tiga kondisi utama yang mengharuskan seorang makmum atau imam melakukan Sholat Sahwi:
- Ziyadah (Penambahan): Melakukan gerakan berlebihan, seperti menambah satu rakaat penuh, sujud dua kali padahal hanya perlu sekali, atau duduk tasyahud di pertengahan sholat yang seharusnya tidak dilakukan.
- Nuqsan (Pengurangan): Meninggalkan salah satu rukun sholat, misalnya lupa membaca Al-Fatihah, tidak sujud dua kali, atau melewatkan satu rakaat tanpa sengaja.
- Syubhat (Keraguan): Merasa ragu apakah sudah melakukan tiga rakaat atau empat rakaat, atau lupa dalam jumlah bacaan tertentu yang tidak jelas.
Tata Cara dan Bacaan Sholat Sahwi
Tata cara pelaksanaan Sholat Sahwi berbeda-beda bergantung pada penyebabnya. Secara umum, ada dua cara utama yang sering dipraktikkan berdasarkan pendapat ulama yang kuat:
1. Salam Sebelum Tasyahud Akhir (Jika Lupa atau Kurang Rakaat)
Jika seseorang lupa atau mengurangi rakaat sholat, ia disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi setelah salam. Setelah menyelesaikan sholat seperti biasa dan mengucapkan salam pertama, ia segera melakukan dua kali sujud, kemudian duduk sejenak, lalu sujud lagi, dan diakhiri dengan salam kedua.
Bacaan Dalam Sujud Sahwi (Setelah Salam):
Dalam setiap sujud, bacaannya sama dengan bacaan sujud biasa:
Subhana Rabbiyal A'la
(Maha suci Tuhanku Yang Maha Tinggi)
2. Sujud Sebelum Salam (Jika Kelebihan Rakaat)
Jika seseorang menambah rakaat sholat atau melakukan gerakan berlebihan, sujud sahwi dilakukan sebelum salam. Setelah membaca tasyahud akhir, ia langsung bertakbir dan melakukan dua kali sujud, kemudian duduk sebentar, bersujud lagi, lalu duduk untuk membaca tasyahud akhir dan salam.
Bacaan dalam sujud ini juga sama dengan bacaan sujud biasa sebagaimana disebutkan di atas.
Panduan Bacaan Spesifik untuk Keraguan (Syubhat)
Ketika seorang makmum atau imam merasa ragu mengenai jumlah rakaat, ia harus mengambil keyakinan yang lebih rendah (misalnya, jika ragu antara 3 atau 4 rakaat, maka dianggap 3 rakaat). Setelah itu, ia melanjutkan sholatnya sesuai dengan keyakinan terendah tersebut, lalu melakukan sujud sahwi sebelum salam.
Jika keraguan tersebut terjadi setelah salam, maka ia wajib segera berdiri, menambah rakaat yang kurang, lalu melakukan sujud sahwi setelah salam.
Doa Setelah Sujud Sahwi
Setelah menyelesaikan sujud sahwi (baik sebelum atau sesudah salam), dianjurkan untuk membaca doa di antara dua sujud seperti biasa. Setelah sujud kedua terakhir dan sebelum salam akhir (jika sujud sahwi dilakukan sebelum salam), tetap membaca tasyahud akhir.
Hal penting yang sering dilupakan adalah memastikan bahwa niat untuk melakukan sujud sahwi sudah tertanam saat melakukan gerakan tersebut. Ini adalah bagian dari penyempurnaan sholat, agar kekurangannya terobati dan sholat kita mendekati kesempurnaan di hadapan Allah SWT.
Kesimpulan
Sholat Sahwi adalah rahmat dan kemudahan dari Allah bagi umat Nabi Muhammad SAW. Dengan memahami bacaan dan tata cara yang benar—terutama perbedaan antara sujud sebelum atau sesudah salam—kita dapat menyempurnakan sholat kita ketika terjadi lupa atau keraguan. Ingatlah, bacaan utama dalam sujud sahwi adalah memuji keagungan Allah (Subhana Rabbiyal A'la).