Gerbang Udara utama menuju Makassar dan wilayah Indonesia Timur.
Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, yang terletak di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, merupakan salah satu pintu gerbang udara terpenting di Indonesia, khususnya untuk wilayah Indonesia bagian timur. Bandara ini berfungsi sebagai penghubung vital yang melayani kota metropolitan Makassar dan wilayah sekitarnya, serta menjadi titik transit utama bagi penerbangan domestik maupun internasional. Nama bandara ini diambil dari Sultan Hasanuddin, Raja Gowa ke-16 yang dikenal sebagai pahlawan nasional karena perlawanannya terhadap VOC Belanda.
Sejak awal pengoperasiannya, bandara ini telah mengalami berbagai fase pengembangan signifikan untuk menampung peningkatan arus penumpang dan kargo. Awalnya dikenal sebagai Pangkalan Udara Tambang Awal, kini Sultan Hasanuddin telah bertransformasi menjadi bandara modern dengan fasilitas yang memadai untuk mendukung pertumbuhan ekonomi regional. Pengembangan berkelanjutan menjadi kunci agar infrastruktur bandara tetap mampu bersaing dan memberikan layanan prima.
Bandara Sultan Hasanuddin kini mengoperasikan terminal penumpang yang luas, yang mampu menampung jutaan penumpang setiap tahunnya. Dengan peningkatan kapasitas, bandara ini berupaya mengurangi kepadatan yang kerap terjadi di jam sibuk, terutama selama musim liburan atau hari raya besar keagamaan. Terminal penumpang terbagi menjadi area domestik dan internasional, meskipun keduanya terintegrasi dalam satu kompleks bangunan utama yang telah direvitalisasi.
Fasilitas yang tersedia sangat beragam, mencakup area check-in modern, zona keamanan yang diperketat, ruang tunggu yang nyaman, serta berbagai layanan komersial. Tersedia pula fasilitas penunjang seperti area perbelanjaan (duty-free di zona internasional), pusat kuliner yang menyajikan masakan lokal khas Makassar, ATM center, dan layanan informasi yang responsif.
Secara geografis, posisi Makassar menjadikannya hub alami untuk penerbangan menuju wilayah Indonesia Timur, termasuk Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara. Bandar Udara Sultan Hasanuddin memainkan peran krusial dalam memfasilitasi logistik dan mobilitas penduduk untuk tujuan bisnis, pendidikan, hingga pariwisata. Pariwisata Sulawesi Selatan, seperti keindahan Tana Toraja atau destinasi bahari di sekitarnya, sangat bergantung pada aksesibilitas yang ditawarkan oleh bandara ini.
Maskapai penerbangan domestik besar menjadikan UPG sebagai salah satu pangkalan operasi penting mereka. Selain itu, semakin meningkatnya rute internasional, khususnya ke negara-negara tetangga di Asia Tenggara, memperkuat status Sultan Hasanuddin sebagai bandara internasional yang kian disegani. Peningkatan konektivitas ini secara langsung berdampak pada peningkatan investasi dan interaksi budaya antar wilayah.
Untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan penerbangan di masa mendatang, otoritas bandara terus merencanakan masterplan pengembangan jangka panjang. Salah satu fokus utama adalah modernisasi sistem navigasi dan perluasan runway untuk mengakomodasi pesawat berbadan lebar yang lebih besar. Ke depannya, bandara ini ditargetkan untuk menjadi gerbang udara utama yang setara dengan standar bandara internasional kelas dunia.
Integrasi transportasi darat juga menjadi pertimbangan penting. Pembangunan aksesibilitas yang lebih baik antara bandara dengan pusat kota Makassar, termasuk opsi transportasi publik massal, sedang dikaji untuk memastikan perpindahan penumpang menjadi lebih efisien dan mengurangi potensi kemacetan di jalur akses utama. Dengan inovasi berkelanjutan, Bandar Udara Sultan Hasanuddin bertekad untuk terus menjadi aset vital bagi kemajuan Sulawesi Selatan dan Indonesia Timur secara keseluruhan.