Keindahan alam pegunungan yang memukau di Bangli.
Kabupaten **Bangli**, yang terletak di jantung Pulau Dewata, sering kali menjadi sedikit terlupakan dibandingkan dengan hiruk pikuk pantai selatan Bali. Namun, bagi para pelancong yang mencari kedamaian, budaya yang mendalam, dan lanskap alam yang dramatis, Bangli menawarkan pesona yang tak tertandingi. Kawasan ini adalah benteng tradisi Bali Aga dan rumah bagi salah satu kaldera terbesar di Indonesia, Gunung Batur.
Berbeda dengan daerah pesisir, iklim di Bangli cenderung lebih sejuk dan berkabut, menciptakan suasana yang tenang dan mistis. Perjalanan menuju Bangli sendiri sudah merupakan sebuah suguhan, melewati hamparan sawah bertingkat dan perkampungan yang menjaga kearifan lokal. Inilah area di mana spiritualitas terasa lebih kental dan alam Raya menjadi panggung utama kehidupan.
Daya tarik utama Bangli tentu saja adalah **Gunung Batur** dan kalderanya yang menakjubkan. Kompleks Gunung Batur bukan sekadar gunung berapi aktif; ia adalah situs suci. Di tepian kawah, berdiri megah Pura Ulun Danu Batur, salah satu pura terpenting di Bali yang didedikasikan untuk Dewi Danu (Dewa Air). Ritual dan upacara yang diadakan di sini memiliki makna mendalam bagi petani di seluruh Bali karena air dari danau yang mengisi kaldera ini menjadi sumber irigasi utama melalui sistem Subak yang terkenal.
Bagi penggemar petualangan, mendaki Gunung Batur sebelum fajar adalah ritual wajib. Ribuan wisatawan melakukan pendakian dini hari untuk menyaksikan matahari terbit di atas kaldera dan Danau Baturāsebuah pemandangan yang sering digambarkan sebagai salah satu momen paling magis di Asia Tenggara. Uap belerang dari kawah aktif menjadi pengingat konstan akan kekuatan geologis yang membentuk keindahan kawasan ini.
Jelajah **Bangli** belum lengkap tanpa mengunjungi Desa Trunyan. Terletak di tepi Danau Batur, Trunyan adalah rumah bagi komunitas Bali Aga, penduduk asli Bali yang memegang teguh adat istiadat kuno mereka yang berbeda dari mayoritas masyarakat Bali Hindu modern. Salah satu tradisi yang paling menarik perhatian dunia adalah praktik pemakaman mereka. Jenazah diletakkan di atas tanah terbuka di bawah pohon Taru Menyan, bukan dikremasi, karena dipercaya bahwa pohon tersebut menetralisir bau. Kunjungan ke Trunyan memerlukan izin khusus dan rasa hormat yang tinggi terhadap tradisi setempat.
Selain Trunyan, Bangli juga terkenal dengan warisan seninya. Kabupaten ini adalah pusat bagi seni kerawitan (gamelan) dan seni ukir tradisional. Banyak sanggar seni dan bengkel pengrajin tersebar di sekitar pusat kota Bangli, tempat para seniman masih mempertahankan teknik-teknik warisan turun-temurun. Mengunjungi tempat-tempat ini memberikan wawasan otentik mengenai denyut nadi seni budaya Bali yang otentik.
Selain Batur, lanskap Bangli menawarkan permata tersembunyi lainnya. Salah satu yang paling ikonik adalah **Tegallalang Rice Terrace** (meskipun sebagian wilayahnya mungkin lebih dekat ke Gianyar, pemandangan utara Bangli menawarkan visual serupa), tetapi Bangli juga menawarkan Kintamani yang lebih luas dengan pemandangan kebun jeruk yang subur. Udara yang segar dan hijaunya alam pegunungan sangat kontras dengan pantai yang panas.
Bagi mereka yang mencari ketenangan total, area Penglipuran bisa menjadi pilihan. Meskipun kini sudah sangat terkenal, desa adat ini tetap menjadi contoh luar biasa dari tata letak desa Bali yang terencana secara tradisional dan sangat bersih. Pengunjung dapat berjalan di lorong-lorong batu yang rapi, mengagumi arsitektur rumah tradisional Bali yang seragam, dan merasakan kehidupan desa yang damai.
Secara keseluruhan, **Bangli** adalah sebuah pelarian. Ia mengajak pengunjung untuk melambat, mendalami spiritualitas Bali yang lebih tua, dan terhubung kembali dengan kekuatan alam yang mentah dan indah. Kabupaten ini bukan hanya tentang destinasi wisata; ini adalah tentang pengalaman mendalam di dataran tinggi Bali yang sejuk.