Dalam ekosistem perbankan modern, kecepatan dan efisiensi transfer dana menjadi prioritas utama. Dua istilah yang sering muncul dan terkadang membingungkan adalah Bi-Fast dan Realtime Online. Meskipun keduanya bertujuan untuk memfasilitasi perpindahan uang secara cepat antar rekening, baik milik bank yang sama maupun bank yang berbeda, terdapat perbedaan mendasar dalam mekanisme, biaya, dan cakupan layanannya. Memahami perbedaan ini krusial bagi nasabah agar dapat memilih opsi transfer yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
Transfer Realtime Online adalah metode transfer antarbank yang sudah lama populer dan menjadi standar industri selama bertahun-tahun sebelum munculnya sistem yang lebih baru. Sistem ini bekerja secara instan, artinya dana akan langsung masuk ke rekening tujuan sesaat setelah transaksi dikonfirmasi oleh pengirim.
Secara historis, transfer Realtime Online biasanya dikenakan biaya administrasi yang lebih tinggi dibandingkan kliring atau RTGS (Real Time Gross Settlement) pada jam operasional tertentu. Keunggulan utamanya adalah kepastian waktu—transaksi selesai dalam hitungan detik—sepanjang sistem perbankan sedang berjalan normal. Namun, jika terjadi gangguan pada salah satu pihak bank atau sistem kliring antarbank, transfer mungkin tertunda.
BI-Fast (Bank Indonesia - Fast Payment) adalah infrastruktur pembayaran ritel yang dikembangkan oleh Bank Indonesia untuk mempercepat dan mempermudah transaksi pembayaran ritel secara nasional. BI-Fast dirancang untuk menjadi fondasi baru sistem pembayaran yang lebih efisien, aman, dan berbiaya rendah.
Salah satu daya tarik utama BI-Fast adalah struktur biayanya yang sangat kompetitif. Bank diwajibkan untuk mengenakan biaya maksimal yang jauh lebih rendah dibandingkan biaya Realtime Online tradisional. Hal ini mendorong adopsi yang luas di masyarakat untuk transaksi sehari-hari.
Berbeda dengan Realtime Online yang mungkin bergantung pada beberapa lapisan sistem, BI-Fast menawarkan konektivitas yang lebih terpusat dan terstandardisasi, memastikan kecepatan transaksi tetap terjaga bahkan pada volume transaksi yang tinggi.
Meskipun hasilnya sama-sama instan (dana sampai saat itu juga), perbedaan krusial terletak pada arsitektur, biaya, dan status adopsi di industri perbankan. Berikut adalah rangkuman perbandingan dalam bentuk tabel agar lebih mudah dipahami:
| Aspek | Realtime Online (Tradisional) | BI-Fast |
|---|---|---|
| Waktu Proses | Instan (Sesuai jam operasional) | Instan (24x7) |
| Biaya Transfer Maksimal | Relatif lebih tinggi (standar BI) | Sangat rendah (dibatasi ketat oleh BI) |
| Infrastruktur Penggerak | Sistem kliring antarbank yang sudah ada | Infrastruktur baru terpusat oleh Bank Indonesia |
| Ketersediaan | Umumnya mengikuti jam operasional sistem perbankan | Beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu |
| Identitas Penerima | Memerlukan nomor rekening dan kode bank | Bisa menggunakan nomor rekening atau identitas lain (seperti nomor HP/email) jika bank mendukung |
Saat ini, mayoritas bank di Indonesia telah mengintegrasikan layanan BI-Fast ke dalam platform digital mereka. Seiring berjalannya waktu, BI-Fast diharapkan menjadi standar default untuk transfer ritel karena keunggulan biaya dan ketersediaannya yang non-stop.
Secara umum, Anda harus selalu memprioritaskan BI-Fast untuk transfer antarbank reguler karena biaya yang jauh lebih murah dan jaminan layanan 24/7. Transfer Realtime Online tradisional mungkin hanya digunakan sebagai pilihan cadangan atau jika sistem BI-Fast di salah satu bank sedang mengalami pemeliharaan mendadak, meskipun skenario ini semakin jarang terjadi.
Pada akhirnya, baik Bi-Fast maupun Realtime Online memberikan hasil akhir yang sama bagi nasabah: dana yang terkirim dalam hitungan detik. Perbedaan fundamental terletak pada efisiensi biaya dan modernisasi infrastruktur di belakang layar, menjadikan BI-Fast sebagai solusi pembayaran masa depan yang sudah mulai dinikmati saat ini.