Panduan Lengkap Cara Menanam Tanaman Aglaonema

Ilustrasi Tanaman Aglaonema Gambar sederhana daun Aglaonema yang rimbun dengan warna merah dan hijau.

Aglaonema, atau sering disebut Sri Rejeki, adalah salah satu tanaman hias daun yang sangat populer di Indonesia. Keindahan corak daunnya yang beragam, mulai dari kombinasi hijau, merah, pink, hingga putih, menjadikannya primadona di kalangan penghobi tanaman. Meskipun terkenal karena tampilannya yang eksotis, menanam Aglaonema sebenarnya relatif mudah asalkan Anda memahami kebutuhan spesifiknya. Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah cara menanam tanaman Aglaonema agar tumbuh subur dan warnanya makin memukau.

1. Memilih Media Tanam yang Tepat

Media tanam adalah kunci utama kesuksesan budidaya Aglaonema. Tanaman ini tidak menyukai media yang terlalu padat karena rentan menyebabkan busuk akar. Aglaonema membutuhkan media yang gembur, subur, dan memiliki drainase (penyerapan air) yang baik.

Komposisi media tanam yang ideal biasanya terdiri dari:

Rasio umum yang sering digunakan adalah 1:1:1 untuk tanah, kompos, dan sekam/pakis cacah. Pastikan media sudah tercampur rata sebelum dimasukkan ke dalam pot.

2. Pemilihan Pot dan Penanaman

Pot yang digunakan harus memiliki lubang drainase yang cukup di bagian bawahnya. Aglaonema tidak suka kakinya terendam air. Untuk ukuran pot, sesuaikan dengan ukuran bonggol atau rumpun tanaman. Jika Anda menanam Aglaonema bibit (stekan), pot yang lebih kecil lebih disarankan agar media tidak terlalu cepat basah dan membusuk.

Proses penanaman relatif sederhana:

  1. Letakkan pecahan genting atau serpihan styrofoam di dasar pot untuk mencegah lubang drainase tertutup tanah.
  2. Isi pot dengan sedikit media tanam.
  3. Posisikan Aglaonema di tengah pot. Jika menanam stek, pastikan bagian yang dipotong menghadap ke bawah.
  4. Tambahkan sisa media tanam di sekeliling akar atau pangkal batang hingga tanaman berdiri kokoh. Jangan menimbun terlalu tinggi hingga menutupi batang utama.
  5. Padatkan media sedikit saja, jangan terlalu keras.

3. Penyiraman yang Bijak

Kesalahan terbesar dalam merawat Aglaonema adalah penyiraman yang berlebihan. Aglaonema lebih baik sedikit kering daripada terlalu basah.

Aturan praktisnya adalah: Siram tanaman hanya ketika permukaan media tanam sudah mulai terasa kering saat disentuh (sekitar 2-3 cm di bawah permukaan). Saat menyiram, siram hingga air keluar dari lubang drainase, namun biarkan air tersebut benar-benar meresap atau keluar sebelum Anda menyiram lagi.

Frekuensi penyiraman juga bergantung pada cuaca. Pada musim kemarau, mungkin perlu disiram 2-3 hari sekali, sementara pada musim hujan, cukup seminggu sekali atau lebih jarang.

4. Penempatan dan Pencahayaan

Aglaonema adalah tanaman tropis yang menyukai kelembaban, namun daunnya sangat sensitif terhadap sinar matahari langsung. Sinar matahari langsung, terutama pada siang hari, dapat menyebabkan daun Aglaonema terbakar dan warnanya memudar.

Tempatkan Aglaonema di lokasi yang mendapatkan cahaya matahari pagi yang lembut atau cahaya tidak langsung (teduh terang). Teras beratap, di bawah naungan pohon, atau di dekat jendela yang teduh adalah lokasi ideal. Pencahayaan yang cukup (namun tidak langsung) sangat penting untuk menjaga intensitas warna daunnya tetap cerah dan kontras.

5. Pemupukan untuk Warna Optimal

Setelah tanaman mulai beradaptasi (sekitar 2-3 minggu pasca tanam), Anda bisa mulai memberikan nutrisi tambahan. Pemupukan bertujuan untuk mendukung pertumbuhan daun baru dan mempertahankan pigmen warna yang indah.

Gunakan pupuk NPK seimbang atau pupuk khusus tanaman hias secara rutin (misalnya sebulan sekali). Untuk menonjolkan warna, beberapa penghobi juga menyelingi dengan pupuk yang mengandung unsur mikro seperti Magnesium Sulfat (Epsom salt) yang disemprotkan pada daun, namun lakukan dengan dosis sangat hati-hati.

Penting untuk diingat, jangan pernah memberikan pupuk saat media tanam dalam keadaan kering kerontang, karena ini bisa menyebabkan akar tanaman "terbakar".

6. Penanganan Hama dan Penyakit

Aglaonema relatif tahan hama, tetapi mereka rentan terhadap kutu putih dan tungau jika lingkungan terlalu lembap dan sirkulasi udara buruk. Periksa bagian bawah daun secara berkala. Jika ditemukan hama, segera bersihkan dengan kapas yang dibasahi alkohol atau semprotkan insektisida alami (seperti larutan air sabun cuci piring lembut) ke seluruh bagian tanaman. Memastikan sirkulasi udara di sekitar tanaman baik akan sangat membantu mencegah serangan jamur dan hama.

🏠 Homepage