Adzan, atau panggilan salat, adalah salah satu ritual paling sakral dalam Islam. Ini adalah pengumuman publik yang menandai dimulainya waktu salat fardhu. Bagi umat Muslim di seluruh dunia, mendengar contoh adzan yang dikumandangkan oleh seorang muadzin adalah isyarat penting untuk meninggalkan kesibukan duniawi dan menghadap kepada Sang Pencipta.
Teks dan Lafadz Lengkap Contoh Adzan
Lafadz adzan harus diucapkan dengan tartil (perlahan dan jelas) dan urutan yang benar. Berikut adalah teks adzan yang standar digunakan, dimulai dengan lafadz pembuka yang monumental:
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Allahu Akbar, Allahu Akbar
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
Setelah pengulangan takbir pembuka, dilanjutkan dengan penetapan keesaan Allah:
Asyhadu an laa ilaaha illallah
Asyhadu an laa ilaaha illallah
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله
Kesaksian atas Kenabian Muhammad SAW
Bagian berikutnya adalah kesaksian bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah:
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله
أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله
Panggilan untuk Salat (Hayya 'ala Salah)
Ini adalah inti seruan untuk datang menunaikan salat fardhu:
Hayya 'alas shalah
Hayya 'alas shalah
حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ
حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ
Selanjutnya, muadzin menyerukan untuk datang menuju keberuntungan melalui salat:
Hayya 'alal falah
Hayya 'alal falah
حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ
حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ
Penutup Adzan
Setelah panggilan sukses, adzan ditutup kembali dengan pengulangan takbir, namun dengan penambahan kalimat penegasan:
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Laa ilaaha illallah
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
لَا إِلٰهَ إِلَّا الله
Perbedaan Adzan Subuh (Tambahan Shad-Shalah)
Salah satu contoh adzan yang memiliki kekhususan adalah adzan Subuh. Setelah kalimat "Hayya 'alal falah" dibaca dua kali, muadzin menambahkan kalimat berikut sebelum mengulangi takbir penutup:
As-salatu khairum minan naum
As-salatu khairum minan naum
ٱلصَّلَاةُ خَيْرٌ مِّنَ النَّوْمِ
ٱلصَّلَاةُ خَيْرٌ مِّنَ النَّوْمِ
Kalimat ini berarti "Salat itu lebih baik daripada tidur," mengingatkan umat akan keutamaan mendirikan salat di pagi hari sebelum matahari terbit.
Keutamaan dan Makna di Balik Suara Adzan
Adzan bukan sekadar notifikasi waktu. Ia memiliki fungsi spiritual dan sosial yang mendalam. Secara spiritual, suara adzan mengingatkan jiwa bahwa ada tujuan yang lebih tinggi daripada hiruk pikuk dunia. Ini adalah undangan langsung untuk memurnikan diri melalui wudhu dan berdiri dalam shaf salat.
Secara historis, adzan adalah penanda waktu yang universal di komunitas Muslim. Ketika muadzin mengumandangkan contoh adzan, seluruh area geografis yang mendengar suara itu secara kolektif beralih fokus menuju ibadah. Dalam tradisi Islam, suara muadzin diyakini akan membuat setan lari dan menjauh dari area tersebut.
Setiap pengulangan lafadz memiliki bobot makna yang signifikan. "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar) menetapkan bahwa segala sesuatu selain Allah adalah kecil. Kesaksian (Syahadat) menegaskan kembali keyakinan tauhid. Sedangkan "Hayya 'alal falah" (Marilah menuju keberuntungan) mengingatkan bahwa keberuntungan sejati dalam Islam ditemukan dalam ketaatan kepada-Nya.
Mendengarkan adzan secara rutin adalah bentuk pengingat iman yang konstan. Ia membantu umat Muslim menjaga koneksi dengan dimensi spiritual mereka, memastikan bahwa ibadah lima waktu tertunaikan sebagai tiang utama agama. Adzan adalah ruh dari kehidupan komunal Muslim, suara yang menyatukan barisan tanpa memandang status atau ras.