Belajar bukan sekadar proses menyerap informasi. Dalam perspektif spiritual dan etika, keberhasilan belajar yang sesungguhnya sangat bergantung pada dua pilar utama: **doa** dan **adab** (etika). Ketika kedua elemen ini menyatu, proses menuntut ilmu menjadi lebih berkah, mudah dipahami, dan memberikan manfaat jangka panjang. Doa memohon kemudahan dari Tuhan, sementara adab memastikan ilmu yang didapat digunakan dengan benar dan penuh rasa hormat.
Ilmu pengetahuan yang luas seringkali terasa memberatkan pikiran. Doa adalah bentuk kerendahan hati seorang pencari ilmu yang menyadari bahwa kemampuan otaknya terbatas. Doa berfungsi sebagai jangkar spiritual agar pikiran tetap fokus dan hati terbuka. Tanpa permohonan bimbingan Ilahi, daya ingat bisa menurun, dan materi yang sulit terasa semakin mustahil dikuasai.
Salah satu doa yang sering diajarkan untuk dibaca sebelum memulai sesi belajar adalah permohonan agar ilmu yang diperoleh tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga menjadi amal jariyah yang bermanfaat.
"Rabbi Zidni 'Ilma, Warzuqni Fahman."
(Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku, dan berilah aku pemahaman.)
Membaca doa ini secara rutin membantu menanamkan kesadaran bahwa sumber segala pengetahuan berasal dari Yang Maha Mengetahui. Ini adalah kunci untuk menjaga niat belajar tetap murni.
Adab belajar mencakup serangkaian perilaku etis yang harus diterapkan oleh siswa atau penuntut ilmu. Adab bukan sekadar formalitas, melainkan cerminan kualitas hati. Adab yang baik akan membuka pintu keberkahan ilmu. Jika seseorang memiliki kecerdasan tinggi namun tidak memiliki adab, ilmu yang dikuasainya berpotensi membawa keburukan.
Guru adalah perantara utama dalam penyampaian ilmu. Menghormati guru adalah fondasi adab belajar. Ini mencakup mendengarkan dengan seksama, tidak memotong pembicaraan, dan menerima koreksi dengan lapang dada. Sikap meremehkan atau merasa lebih pintar dari guru akan menyebabkan ilmu sulit meresap.
Selain guru, adab juga berlaku pada buku dan materi pelajaran. Perlakukan buku dengan hati-hati, jangan mencoret-coret sembarangan, dan kembalikan buku ke tempatnya setelah digunakan. Ini menunjukkan penghargaan terhadap upaya orang lain dalam mengumpulkan dan menyusun ilmu tersebut.
Adab belajar juga berkaitan dengan bagaimana kita memperlakukan diri kita saat proses belajar berlangsung. Ini adalah tentang kesungguhan.
Ketika doa dipanjatkan dengan hati yang tulus dan adab dipraktikkan dengan sungguh-sungguh, proses belajar akan berubah total. Doa meminta kemudahan dari dimensi yang tak terlihat, sementara adab memastikan kesiapan diri dalam menerima kemudahan tersebut. Seseorang yang rajin berdoa tetapi malas dan tidak beradab mungkin tidak melihat hasil maksimal karena ia menolak "alat" yang diberikan (guru/materi). Sebaliknya, orang yang sangat beradab namun lalai berdoa mungkin merasa perjuangannya terhambat oleh kebuntuan pikiran.
Oleh karena itu, jadikanlah setiap lembar buku yang Anda buka sebagai ladang pahala dengan mengawalinya dengan doa, dan setiap kata yang Anda dengar sebagai amanah berharga yang harus dihormati melalui adab yang luhur. Inilah jalan menuju penguasaan ilmu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kaya secara spiritual.