Filosofi Agung: Adab di Atas Ilmu Menurut Imam Nawawi

Dalam perjalanan mencari ilmu, seringkali kita terfokus pada kuantitas pengetahuan yang dikumpulkan, seolah-olah jumlah hadis yang dihafal atau kitab yang dibaca adalah puncak pencapaian. Namun, salah satu figur ulama besar Sunni, Imam An-Nawawi, mengajarkan sebuah prinsip fundamental yang sering terlupakan: Adab di Atas Ilmu.

Imam Nawawi, seorang ahli fikih mazhab Syafi'i dan Muhaddits terkemuka, tidak hanya meninggalkan warisan intelektual yang masif, tetapi juga contoh nyata mengenai bagaimana seorang penuntut ilmu seharusnya berperilaku. Bagi beliau, ilmu tanpa etika (adab) bagaikan pohon tanpa buah; indah dipandang tetapi tidak memberikan manfaat yang sesungguhnya.

Ilmu & Adab

Ilmu (Kitab) dan Adab (Hati) harus berjalan seiring.

Mengapa Adab Lebih Dahulu?

Ilmu yang dimiliki oleh seseorang yang minim adab seringkali menjadi bumerang. Mereka mungkin cerdas, hafal banyak dalil, namun perilakunya jauh dari ajaran yang dibawanya. Imam Nawawi sangat menekankan bahwa adab adalah cerminan dari kedalaman iman dan hasil akhir dari proses belajar itu sendiri. Ilmu pengetahuan, tanpa dibalut akhlak mulia, berpotensi menimbulkan kesombongan (ujub), merasa lebih superior dari orang lain, atau bahkan menggunakan ilmu tersebut untuk menipu dan menyakiti sesama.

Dalam kitab monumentalnya, Al-Adab Al-Syar'iyyah, Imam Nawawi mengurai secara rinci tentang etika seorang penuntut ilmu terhadap gurunya, terhadap sesama pencari ilmu, dan terhadap masyarakat umum. Etika ini mencakup kerendahan hati, kesabaran, menjaga lisan, dan menjaga penampilan luar dan batin.

Sikap merendah ini sangat penting. Ketika seseorang merasa dirinya paling berilmu, pintu penerimaan ilmu baru akan tertutup rapat. Adab mengajarkan kerendahan hati bahwa ilmu adalah karunia dari Allah, dan betapapun luasnya ilmu yang dimiliki, selalu ada yang lebih tahu.

Hubungan Tak Terpisahkan: Ilmu Membutuhkan Adab

Pemahaman bahwa adab mendahului ilmu bukan berarti mengabaikan proses belajar. Justru sebaliknya, adab adalah katalisator yang membuat ilmu itu melekat dan bermanfaat. Ilmu tanpa adab seringkali hanya menjadi informasi (data) belaka, tidak mampu mentransformasi karakter seseorang menjadi lebih baik.

"Ketahuilah, bahwa adab dan etika adalah perhiasan seorang penuntut ilmu. Tanpa adab, ilmu yang diperoleh hanyalah beban di punggung, bukan cahaya di hati."

Bayangkan seorang dokter yang sangat pintar (berilmu) namun kasar dalam berbicara kepada pasiennya (kurang adab). Efek penyembuhannya akan berkurang karena pasien merasa tidak nyaman dan direndahkan. Hal yang sama berlaku dalam konteks keilmuan agama maupun umum. Adab adalah cara kita menyampaikan, mengamalkan, dan menyebarkan ilmu tersebut dengan cara yang elegan dan penuh rahmat.

Imam Nawawi menekankan bahwa seorang murid harus memperlakukan gurunya dengan penghormatan tertinggi, tidak menyela pembicaraan guru, menerima nasihat dengan lapang dada, dan senantiasa mendoakan kebaikan bagi mereka. Ini adalah aplikasi nyata dari adab dalam lingkungan ilmiah.

Aplikasi Modern Prinsip Imam Nawawi

Di era digital saat ini, di mana informasi menyebar secepat kilat, prinsip "Adab di Atas Ilmu" menjadi semakin relevan. Banyak individu yang cepat mengklaim diri sebagai ahli berdasarkan informasi yang mereka kumpulkan dari internet. Namun,毫adab dalam berinteraksi di ruang digital—seperti tidak menyebar hoaks, tidak menghujat perbedaan pendapat secara kasar, dan tidak berdebat tanpa dasar kuat—sering terabaikan.

Mengikuti jejak pemikiran Imam Nawawi berarti kita berkomitmen bukan hanya untuk menjadi cerdas secara kognitif, tetapi juga berkarakter mulia. Ilmu harus menjadi alat untuk mendekatkan diri kepada kebenaran dan memperbaiki lingkungan, bukan menjadi senjata untuk menjatuhkan orang lain. Ketika adab telah tertanam kuat, ilmu yang didapat akan otomatis menjadi berkah dan membawa manfaat yang luas bagi semesta.

Pada akhirnya, warisan pemikiran Imam Nawawi mengingatkan kita bahwa tingginya ilmu seseorang diukur bukan dari seberapa banyak yang ia ketahui, melainkan seberapa baik ia bertindak berdasarkan apa yang ia yakini dan ia pelajari.

🏠 Homepage