Dalam kehidupan seorang Muslim, panggilan untuk melaksanakan salat lima waktu merupakan bagian integral dari rutinitas harian. Ada dua jenis panggilan utama yang menandai waktu salat, yaitu adzan dan iqomah. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama—mengumumkan tibanya waktu salat dan mengajak umat untuk berkumpul—kedudukan dan fungsi keduanya berbeda secara signifikan dalam tata cara ibadah.
Perbedaan Mendasar: Adzan dan Iqomah
Adzan (azan) adalah seruan yang dikumandangkan untuk menandai dimulainya waktu salat fardhu. Biasanya dikumandangkan dari atas menara masjid atau tempat yang tinggi, adzan bertujuan untuk memberitahukan kepada seluruh umat Islam di sekitar bahwa waktu salat telah tiba. Adzan dibacakan dengan lantang dan memiliki redaksi yang spesifik, dimulai dengan kalimat "Allahu Akbar" berulang kali, diikuti syahadat, dan diakhiri dengan ajakan untuk salat dan ajakan untuk menang ("Hayya 'alal falah").
Sementara itu, iqomah adalah seruan kedua yang dikumandangkan sesaat sebelum salat berjamaah dimulai. Jika adzan adalah pemberitahuan waktu salat secara umum, iqomah adalah isyarat bahwa salat akan segera didirikan secara kolektif. Oleh karena itu, iqomah memiliki redaksi yang mirip dengan adzan, namun dengan beberapa perbedaan krusial.
Tata Cara dan Redaksi Iqomah
Secara umum, iqomah adzan mengikuti pola yang sama dengan adzan, namun nadanya sering kali lebih cepat dan volumenya tidak sekeras adzan. Perbedaan utama terletak pada penambahan kalimat "Qad qāmatish-shalāh" (Sesungguhnya salat telah ditegakkan). Kalimat ini diucapkan dua kali, tepat setelah lafal "Hayya 'alal falah".
Redaksi lengkap iqomah adalah sebagai berikut:
- Allahu Akbar, Allahu Akbar (2x)
- Asyhadu an laa ilaaha illallah (1x)
- Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (1x)
- Hayya 'alash shalaah (1x)
- Hayya 'alal falah (1x)
- Qad qāmatish-shalāh, Qad qāmatish-shalāh (2x)
- Allahu Akbar, Allahu Akbar (1x)
- Laa ilaaha illallah (1x)
Berbeda dengan adzan yang dianjurkan dikumandangkan jauh sebelum salat dimulai, iqomah memiliki jeda waktu yang sangat singkat dengan pelaksanaan salat itu sendiri. Jeda ini memberikan kesempatan bagi makmum yang mungkin masih dalam perjalanan menuju saf salat untuk segera bersiap. Kecepatan pengumandangan iqomah mencerminkan kesiapan untuk segera memulai ibadah.
Hikmah di Balik Dua Panggilan Ini
Keberadaan adzan dan iqomah memiliki hikmah yang mendalam dalam kerangka ibadah berjamaah. Adzan berfungsi sebagai pengingat spiritual dan penanda waktu yang sakral. Ia menarik perhatian komunitas muslim dari kesibukan duniawi menuju ketaatan kepada Sang Pencipta. Dalam konteks sosial, adzan menyatukan suara komunitas dalam satu frekuensi ketuhanan.
Sementara itu, iqomah berperan sebagai tahap akhir persiapan. Setelah mendengar adzan dan menyiapkan diri, kehadiran iqomah memastikan bahwa semua makmum sudah berada di posisi, siap untuk berdiri tegak dalam barisan salat. Ia mengakhiri fase menunggu dan memulai fase aksi ibadah. Para ulama juga menekankan pentingnya diam mendengarkan iqomah, sebagaimana dianjurkan saat mendengar adzan, sebagai bentuk penghormatan terhadap panggilan ibadah yang sebentar lagi dilaksanakan.
Memahami perbedaan dan fungsi antara adzan dan iqomah tidak hanya memperkaya pengetahuan kita tentang syariat, tetapi juga meningkatkan kekhusyukan dalam melaksanakan salat. Kedua seruan ini adalah ritus transisi yang penting, memindahkan seorang muslim dari kesibukan dunia ke dalam ketenangan dan fokus menghadap Allah SWT.