Ilustrasi: Daun Aglonema yang unik.
Aglonema, atau yang dikenal juga dengan nama Sri Rejeki, telah lama menjadi primadona di kalangan pecinta tanaman hias. Keindahan corak dan warna daunnya yang dramatis menjadikan tanaman dari famili Araceae ini sangat dicari. Namun, di antara ribuan kultivar yang ada, terdapat beberapa jenis aglonema langka yang harganya bisa meroket tinggi akibat permintaan pasar yang besar dan proses perbanyakan yang sulit.
Kelangkaan sebuah Aglonema sering kali ditentukan oleh beberapa faktor, termasuk tingkat mutasi genetik yang menghasilkan warna atau bentuk unik, kecepatan pertumbuhannya yang lambat, serta kesulitan dalam menjaga stabilitas genetiknya saat dikembangbiakkan. Bagi kolektor sejati, memiliki salah satu dari spesies langka ini adalah sebuah pencapaian tersendiri.
Salah satu yang paling fenomenal dalam kategori langka adalah Aglonema 'Red Peacock'. Tanaman ini terkenal karena dominasi warna merah cerah yang menutupi hampir seluruh permukaan daunnya. Meskipun namanya populer, menemukan spesimen asli dengan warna merah yang solid dan tanpa cacat sangatlah sulit. Varietas yang beredar di pasaran seringkali merupakan hasil persilangan yang belum mencapai kemurnian 'Red Peacock' yang sesungguhnya.
Perawatan Red Peacock memerlukan perhatian ekstra. Ia membutuhkan kelembapan tinggi dan cahaya tidak langsung yang cukup terang agar pigmen merahnya bisa keluar maksimal. Jika cahaya terlalu redup, warna merah akan memudar menjadi hijau kekuningan, mengurangi nilai estetika dan kelangkaannya.
Berbeda dengan fokus pada warna, Aglonema 'Big Roy' menjadi langka karena ukurannya yang masif dan bentuk daunnya yang lebar dengan tulang daun yang tegas. Meskipun sekarang sudah lebih banyak ditemui, Big Roy versi jumbo dengan batang yang tebal dan daun sehat masih termasuk barang koleksi berharga. Kelangkaannya terletak pada bagaimana mencapai ukuran dewasa tersebut dalam waktu yang wajar.
Daun Big Roy didominasi warna hijau tua dengan pinggiran merah muda atau putih pudar, menciptakan kontras yang elegan. Tanaman ini tergolong lebih adaptif dibandingkan dengan jenis merah menyala lainnya, namun untuk mencapai daun berukuran 40 cm atau lebih, dibutuhkan lingkungan mikro yang optimal.
Jika berbicara mengenai kemewahan etnik Indonesia, Aglonema 'Wulandari' patut mendapat sorotan. Salah satu jenis aglonema langka lokal ini memiliki perpaduan warna yang sangat memikat, seringkali menampilkan gradasi dari pink pucat, putih krem, hingga hijau tua. Yang membuat Wulandari langka adalah pola distribusinya yang unik; seringkali corak tidak simetris sempurna pada setiap helai daunnya.
Di kalangan penggemar, Wulandari sering diidentikkan dengan keberuntungan dan kemewahan. Proses propagasinya, terutama untuk mendapatkan anakan yang memiliki kualitas warna serupa dengan induknya, memerlukan waktu yang lama dan pemilihan indukan yang ketat. Hal ini turut mendorong harganya tetap berada di level premium.
Banyak orang melihat Aglonema langka bukan hanya sebagai hiasan, tetapi juga sebagai investasi. Tren tanaman hias menunjukkan bahwa permintaan untuk kultivar unik dan langka cenderung stabil atau bahkan meningkat, terutama pasca-pandemi di mana banyak orang mencari hobi baru di rumah. Beberapa kolektor profesional bahkan melakukan tukar tambah atau menjual anakan dari indukan langka dengan nilai fantastis.
Namun, penting bagi calon pembeli untuk berhati-hati. Karena tingginya nilai jual, banyak sekali kasus pemalsuan nama atau penjualan bibit hasil silangan biasa yang diberi nama kultivar langka. Memastikan reputasi penjual dan melihat bukti pertumbuhan tanaman adalah langkah krusial sebelum memutuskan untuk meminang salah satu dari jenis aglonema langka ini ke dalam koleksi Anda.
Secara keseluruhan, Aglonema langka menawarkan keindahan alam yang eksklusif. Dari dominasi warna merah 'Red Peacock' hingga corak etnik 'Wulandari', tanaman ini terus membuktikan bahwa pesona sejati seringkali datang dalam bentuk yang paling sulit didapatkan.