Surat Al-Kahfi adalah salah satu surat yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam, terutama karena mengandung kisah-kisah penuh hikmah dan peringatan terhadap fitnah-fitnah besar yang akan dihadapi umat manusia. Di antara seluruh ayatnya, sepuluh ayat pertamanya (ayat 1 hingga 10) memiliki bobot keutamaan yang sangat penting, seringkali dikaitkan dengan perlindungan dari fitnah Dajjal.
Berdasarkan berbagai riwayat hadis yang sahih, membaca sepuluh ayat pertama Surat Al-Kahfi diyakini menjadi benteng pertahanan spiritual. Sumber rujukan utama mengenai keutamaan ini, sebagaimana sering dikutip dalam kajian keislaman kontemporer, termasuk dari sumber seperti Rumaysho, menekankan bahwa ketaatan pada sunnah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dalam membaca bagian ini membawa rahmat dan perlindungan ilahi.
Ayat-ayat pembuka ini dimulai dengan pujian yang mendalam kepada Allah SWT, Sang Pemilik tunggal segala pujian dan penguasa alam semesta. Ini adalah pengingat fundamental bahwa segala sesuatu berada dalam genggaman-Nya.
Ayat-ayat ini langsung menetapkan tujuan Al-Qur'an: sebagai petunjuk yang lurus (qayyiman) tanpa cacat. Bagi seorang mukmin, ini menegaskan bahwa sumber pedoman hidup mereka telah sempurna dan otentik, bebas dari keraguan atau kesesatan.
Keutamaan lain dari ayat 1-10 adalah keseimbangan antara janji dan ancaman. Allah memberikan kabar gembira (busra) kepada mereka yang beriman dan beramal saleh. Ini bukan sekadar janji kosong, tetapi jaminan pahala yang kekal. Di sisi lain, ayat-ayat ini juga berfungsi sebagai peringatan keras terhadap bahaya penyimpangan dan konsekuensi dari kekafiran.
Ketika kita merenungkan ayat-ayat ini, kita diingatkan bahwa kebahagiaan sejati tidak dicapai melalui pencarian duniawi semata, melainkan melalui ketaatan yang menghasilkan amal saleh. Dalam konteks fitnah, amal saleh adalah penawar utama terhadap godaan kemewahan dan kesenangan sesaat.
Mengapa sepuluh ayat pertama ini begitu kuat kaitannya dengan perlindungan? Mayoritas ulama menjelaskan bahwa bagian awal Al-Kahfi membahas tiga fitnah besar dalam sejarah kenabian, yang juga merupakan cerminan fitnah akhir zaman, terutama Dajjal:
Ayat 1-10 berfungsi sebagai fondasi aqidah yang kuat sebelum kisah-kisah tersebut diuraikan. Memahami bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk lurus dari Rabbul 'Alamin (Ayat 1-3) menanamkan keteguhan hati yang diperlukan untuk menghadapi ujian-ujian tersebut. Kekuatan batin yang didapat dari mengimani ayat-ayat pembuka ini adalah benteng awal melawan Dajjal yang fitnahnya mencakup klaim ketuhanan, kekayaan, dan pengetahuan palsu.
Keutamaan membaca sepuluh ayat pertama ini bukan sekadar ritual menghafal atau melafalkan, tetapi harus diikuti dengan penghayatan. Seperti yang ditekankan dalam banyak kajian (termasuk yang merujuk pada pemahaman ulama kontemporer), tujuan utama ayat-ayat ini adalah untuk menancapkan keyakinan bahwa Allah adalah Al-Haqq (Yang Maha Benar) dan Al-Qur'an adalah cahaya-Nya yang tidak akan pernah padam.
Dengan membaca ayat-ayat ini secara rutin, seorang Muslim mempersiapkan jiwanya. Ia menegaskan kembali kesetiaannya kepada petunjuk Ilahi, menjadikannya tahan terhadap godaan yang akan datang dari kiri dan kanan. Ayat-ayat ini adalah jangkar spiritual yang mencegah hati terombang-ambing oleh riuh rendahnya dunia yang penuh ujian.
Kesimpulannya, mengamalkan dan merenungkan sepuluh ayat pertama Surat Al-Kahfi adalah investasi spiritual yang luar biasa. Ayat-ayat ini adalah pengingat konstan tentang keagungan Allah, kesempurnaan wahyu-Nya, dan janji manis bagi mereka yang teguh di jalan kebenaran, menjadikannya perisai yang sangat berharga di masa-masa penuh fitnah.