Surah Al-Ikhlas (Qul Huwallahu Ahad) adalah salah satu surah pendek yang sangat dianjurkan untuk dibaca dalam setiap rakaat shalat fardhu maupun sunnah. Keutamaannya yang luar biasa, setara dengan sepertiga Al-Qur'an, menjadikannya bacaan favorit bagi banyak Muslim. Namun, seringkali muncul pertanyaan: apa yang hendaknya kita baca tepat setelah Surah Al-Ikhlas, terutama ketika kita membaca lebih dari satu surah dalam satu rakaat?
Secara umum, dalam shalat, seorang makmum atau imam diperbolehkan menggabungkan dua surah atau lebih dalam satu rakaat setelah membaca Surah Al-Fatihah. Urutan bacaan ini harus mengikuti Mushaf Al-Qur'an. Jika Surah Al-Ikhlas dibaca, maka surah berikutnya yang dibaca adalah surah yang urutannya berada tepat setelah Surah Al-Ikhlas dalam susunan mushaf.
Surah Al-Ikhlas berada di urutan ke-112 dalam Mushaf Al-Qur'an. Oleh karena itu, jika seorang Muslim ingin membaca surah lain setelah Al-Ikhlas dalam rakaat yang sama, surah yang harus dibaca adalah surah yang berada di urutan ke-113.
Surah yang berada tepat setelah Surah Al-Ikhlas (Surah ke-112) adalah Surah Al-Falaq (Surah ke-113).
Dalam tradisi Islam, menggabungkan Surah Al-Ikhlas dengan Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sangat dianjurkan, terutama dalam shalat sunnah atau sebagai kebiasaan rutin. Ketiga surah ini dikenal sebagai Surah Al-Mu'awwidzatain (bersama Al-Fatihah sering disebut Al-Mu'awwidzat), yang berfungsi sebagai pelindung spiritual.
Sebagian ulama menganjurkan untuk membaca ketiga surah ini (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) dalam satu rakaat, terutama dalam shalat Witir, meskipun membaca satu surah saja (misalnya hanya Al-Ikhlas) juga sudah mencukupi tuntunan wajib.
Penting untuk dipahami bahwa menggabungkan dua surah dalam satu rakaat hukumnya adalah mubah (boleh) berdasarkan praktik Nabi Muhammad SAW, meskipun terkadang beliau juga hanya membaca satu surah panjang.
Beberapa hadis menunjukkan bahwa Nabi pernah menggabungkan surah dalam satu rakaat. Misalnya, ada riwayat yang menyebutkan beliau menggabungkan surah yang berdekatan urutannya. Mengikuti urutan mushaf adalah prinsip utama dalam hal ini. Jika Anda selesai membaca Al-Ikhlas, maka melanjutkan ke Al-Falaq adalah bentuk ketaatan pada susunan tartil Al-Qur'an.
Namun, dalam shalat fardhu, banyak mazhab memilih untuk membaca satu surah saja setelah Al-Fatihah (misalnya Al-Ikhlas saja) pada rakaat pertama dan kedua, terutama jika dilakukan secara berjamaah, untuk meringankan makmum lain dan menjaga kekhusyukan bersama.
Surah Al-Ikhlas adalah penegasan tauhid yang murni. Ketika kita membacanya, kita menegaskan bahwa Allah adalah Esa, tidak diperanakkan, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Melanjutkan bacaan dengan Al-Falaq (memohon perlindungan dari sebab-sebab yang tampak dan tidak tampak) dan An-Nas (memohon perlindungan dari sumber kejahatan internal, yaitu bisikan setan) menciptakan sebuah benteng perlindungan spiritual yang komprehensif.
Jadi, secara ringkas, jika Anda berniat membaca surah kedua setelah Surah Al-Ikhlas dalam satu rakaat, surah yang paling sesuai dan dianjurkan berdasarkan urutan mushaf adalah Surah Al-Falaq. Namun, dalam pelaksanaan shalat sehari-hari, membaca satu surah saja setelah Al-Fatihah, termasuk hanya Al-Ikhlas, sudah memenuhi tuntunan sunnah muakkad.
Berikut adalah poin-poin penting mengenai amalan setelah Al-Ikhlas:
Memahami susunan bacaan ini menambah kedalaman dan kekhusyukan kita dalam menjalankan ibadah shalat, menjadikan setiap ayat yang terucap sebagai penegasan keyakinan dan permohonan perlindungan yang sempurna.