Keutamaan dan Amalan Sunnah Setelah Membaca Surah Al-Kafirun

Ikon Bacaan Islami

(Ilustrasi: Simbol Ketenangan dan Ilmu)

Dalam tradisi Islam, urutan bacaan setelah Surah Al-Fatihah dalam shalat fardhu maupun sunnah memiliki kekhususan tersendiri. Salah satu surah yang seringkali diamalkan dan memiliki keutamaan besar adalah Surah Al-Kafirun. Surah pendek yang turun di Mekah ini mengajarkan tentang pemisahan yang tegas antara tauhid dan kekufuran.

Namun, pertanyaan yang sering muncul di kalangan umat Islam adalah: Apa yang sebaiknya dibaca setelah Surah Al-Kafirun, baik dalam shalat rawatib maupun shalat sunnah lainnya?

Sunnah Membaca Al-Kafirun dan Al-Ikhlas Berpasangan

Amalan yang paling masyhur dan sangat dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah memasangkan Surah Al-Kafirun dengan Surah Al-Ikhlas. Pasangan ini seringkali dibaca bersamaan pada dua rakaat pertama dalam shalat sunnah rawatib qabliyah Subuh atau setelah shalat Witir.

Rakaat Pertama: Surah Al-Kafirun (Qul Yā Ayyuhal-Kāfirūn)

Rakaat Kedua: Surah Al-Ikhlas (Qul Huwallāhu Aḥad)

Mengapa pasangan ini begitu ditekankan? Rasulullah SAW telah memberikan jaminan pahala yang luar biasa bagi siapa pun yang konsisten membacanya. Dari hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Imam Abu Daud, disebutkan bahwa membaca Surah Al-Kafirun setara dengan membaca seperempat Al-Qur'an. Sementara itu, membaca Surah Al-Ikhlas juga memiliki kedudukan yang sangat tinggi, sering disamakan dengan membaca sepertiga Al-Qur'an karena kandungan tauhidnya yang murni.

Keutamaan Gabungan Dua Surah

Ketika kedua surah ini dibaca secara berpasangan, keutamaannya menjadi semakin besar, terutama dalam konteks shalat sunnah tertentu. Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan bahwa mengamalkan kedua surah ini secara rutin adalah cara mudah untuk mendapatkan pahala besar tanpa perlu membaca keseluruhan Al-Qur'an dalam setiap rakaat shalat sunnah.

Secara spesifik, membaca Surah Al-Kafirun dan Al-Ikhlas setelah Al-Fatihah dalam shalat Witir, misalnya, memiliki keutamaan perlindungan dan pembersihan diri. Al-Kafirun menegaskan penolakan terhadap segala bentuk kesyirikan, sementara Al-Ikhlas mengukuhkan keesaan Allah SWT. Kombinasi ini menjadi deklarasi iman yang utuh sebelum tidur atau saat memulai hari.

Para ulama juga sering menganjurkan pasangan ini dibaca pada shalat sunnah Rawatib Qabliyah Subuh (sebelum Subuh). Rasulullah SAW sering melakukannya. Dalam konteks ini, membaca Al-Kafirun dan Al-Ikhlas berfungsi sebagai penyempurna niat, membersihkan hati dari keraguan, dan memohon perlindungan Allah sebelum memasuki kesibukan duniawi.

Apakah Harus Selalu Al-Ikhlas Setelah Al-Kafirun?

Penting untuk dicatat bahwa meskipun pasangan Al-Kafirun dan Al-Ikhlas adalah sunnah yang paling kuat dan dianjurkan, tidak ada larangan mutlak untuk membaca surah lain setelah Al-Kafirun. Dalam shalat fardhu, misalnya, setelah Al-Fatihah, kita bebas membaca surah apapun yang kita hafal dari Al-Qur'an, tanpa harus selalu terikat pada Al-Ikhlas.

Namun, dalam konteks mengamalkan sunnah yang diajarkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW, khususnya dalam shalat-shalat yang dikerjakan rutin (seperti Witir), mengikuti kebiasaan Rasulullah dengan membaca Al-Kafirun diikuti Al-Ikhlas adalah bentuk ketaatan terbaik.

Intinya, setelah selesai membaca Surah Al-Kafirun di rakaat pertama, kemudian dilanjutkan dengan Surah Al-Fatihah lagi di rakaat kedua, dan dilanjutkan dengan Surah Al-Ikhlas. Praktik ini bukan hanya soal urutan bacaan, melainkan juga meneladani pola ibadah beliau yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui pemahaman mendalam atas makna setiap ayat yang dibaca.

Dengan memahami keutamaan ini, seorang Muslim didorong untuk menghidupkan sunnah ini, menjadikannya bagian integral dari ibadah harian, demi meraih keberkahan dan pahala yang dijanjikan.

🏠 Homepage