Surat Al-Fatihah, "Pembuka Kitab," adalah surah teragung dalam Al-Qur'an dan merupakan rukun utama dalam setiap rakaat shalat umat Islam. Kesempurnaan bacaan dan penulisan ayat-ayatnya sangat penting untuk memastikan keabsahan ibadah kita. Memahami kaidah penulisan yang benar—terutama dalam konteks mushaf Utsmani yang digunakan secara universal—adalah langkah awal menuju kekhusyukan shalat.
Kesalahan penulisan, meskipun terlihat kecil, dapat mengubah makna atau bahkan menghilangkan huruf yang diperlukan dalam pelafalan tajwid. Oleh karena itu, artikel ini akan memaparkan tata cara penulisan setiap ayat dari Al-Fatihah sesuai dengan standar mushaf resmi.
Ilustrasi visualisasi kesempurnaan struktur ayat.
Ayat Pertama: Basmalah (Bismillahirrohmaanirrohiim)
Detail Penulisan Kritis:
- Alif Lam (الـ): Pastikan Alif dan Lam disambung dengan jelas tanpa pemisah yang tidak perlu.
- Syaddah (ّ) dan Kasrah (ِ): Perhatikan penempatan harakat syaddah pada "Rahmaanir" dan kasrah di bawah Ba'.
- Alif Kecil (ٰ): Terdapat Alif kecil setelah huruf Nun pada kata "Rahmaanir" (mewakili pemanjangan 'aa' dalam kaidah riwayat Hafs 'an Ashim).
Ayat Kedua: Pujian Kepada Allah
Detail Penulisan Kritis:
- Al-Hamdu (الحمد): Pastikan Lam (ل) yang bertemu Dal (د) ditulis sambung dengan benar.
- Rabbil 'Aalamiin (رب العالمين): Penulisan Nun di akhir kata harus jelas. Dalam mushaf standar, penulisan ini mengikuti kaidah yang sudah baku.
Ayat Ketiga dan Keempat: Sifat Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang
Ayat Kelima: Fokus Ibadah
Aspek Penting:
Ayat ini mengandung penekanan (tautsiq). Perhatikan penulisan 'Iyyaka' (إِيَّاكَ) di mana terdapat dua Ya' yang berdekatan; penulisan yang salah bisa menyebabkan hilangnya penekanan makna.
Ayat Keenam dan Ketujuh: Permohonan Petunjuk
Kesalahan Umum yang Harus Dihindari:
- Shaad (ص) vs. Sin (س): Pastikan menggunakan huruf Ṣād pada "Ṣiirāṭ" (صراط) bukan Sin (س), karena akan mengubah makna secara drastis.
- Lam dan Alif pada "Al-ladziina": Sambungan huruf yang benar sangat krusial di sini.
- Dhad (ض) dan Dhal (ذ): Penggunaan Ḍād pada "Maghḍūbi" dan "Ḍāllīn" harus tepat; ia adalah huruf yang unik dan tidak memiliki padanan dalam bahasa selain Arab.
Pentingnya Merujuk Mushaf Standar
Kaidah penulisan yang benar dalam konteks Islami merujuk pada standar penulisan mushaf Utsmani. Perbedaan tipis dalam bentuk huruf, penempatan harakat (seperti fathah, kasrah, dhammah), atau tanda sukun, dapat mempengaruhi hukum bacaan (tajwid) yang seharusnya diaplikasikan. Ketika menulis atau menyalin Al-Fatihah, selalu gunakan referensi dari mushaf yang telah dibakukan secara resmi oleh lembaga otoritatif agama.
Memastikan penulisan yang benar ini bukan sekadar estetika tulisan, melainkan upaya menjaga kemurnian bacaan Al-Qur'an sebagaimana diturunkan. Dengan ketelitian dalam setiap huruf dan harakat, shalat kita menjadi lebih dekat pada kesempurnaan.