Dalam tradisi keislaman, terdapat keyakinan mendalam bahwa membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an dengan niat yang tulus dan kekhusyukan dapat mendatangkan berbagai manfaat, termasuk mendapatkan pengasihan atau rasa dicintai, dihormati, dan dikasihi oleh sesama manusia maupun Allah SWT.
Dua surat yang sangat sering disebut memiliki energi spiritual tinggi adalah Surah Al-Fatihah, yang merupakan induk Al-Qur'an, dan Ayat Kursi (Al-Baqarah ayat 255), yang merupakan ayat agung tentang kebesaran dan kekuasaan Allah.
Al-Fatihah, dengan tujuh ayatnya yang ringkas namun padat makna, seringkali menjadi kunci utama dalam setiap ritual spiritual. Surat ini adalah pujian, pengakuan tauhid, dan permohonan pertolongan. Ketika dibaca dengan fokus penuh, niat untuk memohon pengasihan Allah SWT menjadi sangat kuat. Para ulama sering menekankan bahwa membaca Al-Fatihah tujuh kali atau lebih sebelum berinteraksi dengan orang lain dapat melembutkan hati dan menarik simpati.
Proses membaca harus disertai pemahaman arti. Kita memuji Tuhan Yang Maha Pengasih (Ar-Rahman) dan Maha Penyayang (Ar-Rahim). Dengan meneladani sifat kasih sayang-Nya dalam bacaan, secara spiritual kita memohon agar sifat tersebut terpancar dalam diri kita, sehingga menarik simpati lingkungan sekitar. Ini bukan sekadar mantra, melainkan penguatan koneksi dengan sumber segala kasih.
Ayat Kursi adalah ayat dengan kedudukan tertinggi karena memuat nama-nama Allah yang paling agung, serta penegasan bahwa tiada tuhan selain Dia, Yang Hidup Kekal lagi Berdiri Sendiri (Al-Hayyu Al-Qayyum).
Manfaat Ayat Kursi sangat luas, mencakup perlindungan dari gangguan gaib dan juga menarik keberkahan serta wibawa. Wibawa yang muncul akibat kedekatan dengan sifat-sifat keagungan Allah inilah yang seringkali diinterpretasikan sebagai bentuk pengasihan atau karisma alami. Ketika seseorang membaca ayat ini dengan keyakinan bahwa Allah adalah Penentu segala urusan, maka aura ketenangan dan kepercayaan dirinya meningkat, yang secara otomatis membuat orang lain merasa nyaman dan respek.
Praktik yang dianjurkan adalah menggabungkan kedua kekuatan ini dalam rutinitas harian. Sebagai permulaan, Al-Fatihah membuka pintu doa dan pujian. Setelah itu, diikuti dengan pembacaan Ayat Kursi sebagai penegasan tauhid dan permohonan perlindungan serta wibawa.
Idealnya, pembacaan dilakukan dalam keadaan suci (berwudhu) dan dengan hati yang sepenuhnya hadir, memvisualisasikan bahwa cahaya kasih sayang dan keagungan Ilahi sedang menyelimuti diri. Ingatlah, kunci utama dari segala bentuk spiritualitas adalah ketulusan hati (ikhlas) dan keyakinan penuh (yaqin).
Dengan membumikan ajaran dan makna dari Al-Fatihah dan Ayat Kursi dalam kehidupan sehari-hari, manfaat spiritual seperti kedamaian batin, ketenangan, dan secara alami, mendapatkan pengasihan dari sekeliling akan mengikuti sebagai buah dari kedekatan kepada Sang Pencipta.