Salah satu surat pendek dalam Al-Qur'an yang seringkali menjadi penyejuk hati dan penguat jiwa saat menghadapi tantangan adalah Surah Al-Insyirah (Asy-Syarh). Surah ke-94 ini pendek, padat, dan sarat makna. Inti pesannya adalah janji pertolongan Allah SWT setelah kesulitan.
Fokus pada QS Al-Insyirah Ayat 8
Surah Al-Insyirah memiliki delapan ayat. Ayat terakhir, yaitu ayat kedelapan, menjadi penutup yang memberikan harapan paripurna bagi setiap mukmin. Untuk memahami sepenuhnya kekuatannya, kita perlu melihat susunan ayat sebelumnya, meskipun fokus utama kita adalah ayat 8.
Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), maka tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).
Membedah Makna QS Al-Insyirah Ayat 8
Ayat kedelapan ini seringkali diinterpretasikan sebagai puncak dari janji ilahiah yang telah dibentangkan pada ayat-ayat sebelumnya. Ayat 1 hingga 4 secara eksplisit menyatakan: "Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan Kami telah meringankan bebanmu darimu, yang memberatkan punggungmu. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu? Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan."
Setelah penegasan bahwa kesulitan tidak akan pernah datang tanpa disertai kemudahan, datanglah perintah pada ayat 8. Kata kunci di sini adalah "Fa idza faraghta" (Maka apabila engkau telah selesai) dan "Fanshab" (Maka tetaplah bekerja keras/beribadah).
1. Konteks "Selesai" (Faraghta)
Para mufassir menafsirkan "selesai" ini dalam beberapa konteks:
- Selesai dari Ibadah Wajib: Setelah menyelesaikan shalat fardhu, seorang Muslim diperintahkan untuk segera menyambungnya dengan amal shaleh lainnya, seperti berdoa, berdzikir, atau membantu sesama.
- Selesai dari Tugas Duniawi: Setelah selesai menjalankan amanah pekerjaan atau urusan dunia yang penting, fokus harus segera diarahkan kembali kepada tujuan utama penciptaan, yaitu pengabdian kepada Allah.
- Konteks Nabi Muhammad SAW: Beberapa ulama menafsirkan ini merujuk pada selesainya Nabi dari tugas dakwah yang melelahkan, lalu beliau diperintahkan untuk terus beribadah (berdoa dan berdzikir) dengan sungguh-sungguh.
2. Perintah "Bekerja Keras/Beribadah" (Fanshab)
Kata "Fanshab" berasal dari akar kata nashab yang berarti menancapkan, mendirikan, atau bekerja keras dengan sungguh-sungguh (terkadang hingga kelelahan fisik). Ini bukan sekadar "beristirahat" atau "bersantai" setelah kesulitan berlalu, melainkan perintah untuk segera beralih fokus.
Makna mendalamnya adalah bahwa kelegaan dan kemudahan yang dijanjikan Allah bukanlah titik akhir untuk bermalas-malasan. Sebaliknya, kemudahan tersebut adalah sarana dan energi baru untuk terus berjuang dan beribadah dengan lebih intensif. Jika kesulitan telah berlalu, jangan pernah lengah. Segera tegakkan kembali fokus pada ibadah dan amal kebaikan.
Mengapa Ayat Ini Penting bagi Umat Muslim?
QS Al-Insyirah ayat 8 mengajarkan prinsip keseimbangan spiritual yang dinamis. Hidup tidak pernah statis. Ketika satu fase berat selesai, fase baru akan datang, baik berupa kemudahan yang harus disyukuri atau tantangan lain yang harus dihadapi.
Ayat ini menanamkan mentalitas seorang pejuang yang tidak pernah berhenti. Jika Anda baru saja lolos dari ujian berat (kesulitan), maka jangan sia-siakan energi positif dan kelegaan tersebut untuk berdiam diri. Segera gunakan energi itu untuk menancapkan usaha baru dalam meraih keridhaan Allah. Ini adalah bentuk syukur yang paling nyata—menggunakan nikmat kelapangan untuk peningkatan kualitas diri, bukan untuk kemaksiatan atau kelalaian.
Oleh karena itu, ketika kita membaca QS Al-Insyirah 8 artinya 'Maka apabila engkau telah selesai, maka tetaplah bekerja keras', kita diingatkan bahwa perjalanan menuju Allah adalah maraton tanpa garis akhir di dunia ini. Setiap selesai satu langkah, harus segera dilanjutkan dengan langkah berikutnya, penuh ketekunan dan semangat yang baru.