Ilustrasi fokus sebelum memulai salat.
Surah Al-Fatihah, yang sering disebut sebagai "Ummul Kitab" (Induk Al-Qur'an) atau "As-Sab'ul Matsani" (Tujuh Ayat yang Diulang-ulang), adalah rukun salat yang tidak boleh ditinggalkan, baik dalam salat wajib maupun sunah. Keagungannya ditetapkan oleh Rasulullah ﷺ sebagai pengganti salat bagi orang yang meninggalkannya. Oleh karena itu, membaca Al-Fatihah dengan khusyuk adalah puncak dari setiap rakaat salat.
Namun, kualitas bacaan dan penerimaan salat kita sangat bergantung pada persiapan mental dan spiritual kita sebelum membaca surah agung ini. Persiapan ini bukan sekadar gerakan fisik, melainkan proses batiniah untuk menghadirkan hati di hadapan Allah SWT.
Niat adalah fondasi dari setiap ibadah. Sebelum mengangkat takbiratul ihram, seorang Muslim harus memantapkan niatnya di dalam hati. Niat ini mencakup penetapan bahwa salat yang akan dilaksanakan adalah semata-mata karena Allah, dan menentukan jenis salatnya (misalnya, Zuhur, Asar, Maghrib, atau salat sunah tertentu).
Meskipun lafadz niat tidak disyariatkan diucapkan secara lisan, pemahaman maknanya harus tertanam kuat. Ketika niat sudah mantap, pikiran akan lebih terarah. Kualitas Al-Fatihah Anda akan meningkat drastis ketika Anda tahu persis mengapa Anda berdiri saat itu—yakni, untuk berkomunikasi langsung dengan Sang Pencipta.
Setelah niat dan takbiratul ihram, urutan sunah yang sangat dianjurkan sebelum membaca Al-Fatihah adalah mengucapkan Ta'awwudz dan Basmalah.
Ta'awwudz adalah permohonan perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Setan adalah musuh utama kekhusyukan. Dengan mengucapkan kalimat ini, kita secara simbolis meminta agar pikiran kita dijaga dari segala gangguan selama kita akan memulai pembacaan firman Allah.
Mengapa ini penting sebelum Al-Fatihah? Karena Al-Fatihah adalah momen puncak interaksi spiritual. Setan akan berusaha keras menggagalkan momen ini dengan membisikkan keraguan, melupakannya detail bacaan, atau mengalihkan pandangan dan perasaan. Ta'awwudz adalah tameng awal.
Setelah memohon perlindungan, langkah selanjutnya adalah memulai dengan 'Bismillahi' (Dengan nama Allah). Ini adalah penegasan bahwa segala sesuatu yang baik harus dimulai dengan menyebut nama Allah. Setiap ayat dalam Al-Qur'an (kecuali Surah At-Taubah) diawali dengan Basmalah, dan Al-Fatihah pun demikian.
Basmalah berfungsi sebagai kunci pembuka. Ia mengingatkan kita bahwa bukan suara kita yang berbicara, melainkan melalui izin dan kekuatan-Nya lah kita mampu melafalkan kalam-Nya.
Persiapan batiniah adalah kunci yang membedakan antara membaca Al-Fatihah sebagai rutinitas dan membacanya sebagai dialog sejati. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait persiapan hati:
Persiapan sebelum membaca Al-Fatihah melibatkan tiga pilar utama: Niat yang ikhlas, memohon perlindungan melalui Ta'awwudz, dan memulai dengan Basmalah sambil menata hati. Tanpa persiapan ini, bacaan Al-Fatihah mungkin tetap sah secara hukum fikih, namun nilainya di sisi Allah akan jauh berkurang karena kurangnya kehadiran hati (khusyuk).
Dengan memperhatikan tahapan persiapan sederhana namun mendalam ini, setiap rakaat salat kita akan menjadi kesempatan berharga untuk benar-benar menghadap dan berbicara kepada Sang Maha Penguasa alam semesta.