Panduan Setelah Membaca Surah Al-Fatihah dalam Shalat

Shalat merupakan tiang agama dalam Islam, dan rukun terpenting di dalamnya adalah membaca Surah Al-Fatihah. Surah ini, yang merupakan inti dari setiap rakaat shalat, wajib dibaca sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Namun, pertanyaan yang sering muncul bagi banyak umat Muslim adalah: setelah membaca Surah Al-Fatihah dilanjutkan dengan bacaan apa?

Memahami urutan bacaan setelah Al-Fatihah adalah kunci untuk memastikan shalat kita sah dan mendekati kesempurnaan sunnah. Secara umum, tata cara ini sedikit berbeda antara shalat wajib (fardhu) dan shalat sunnah, serta bervariasi antara shalat jahr (yang dikeraskan bacaannya) dan shalat sirr (yang dibaca pelan).

Keutamaan Membaca Setelah Al-Fatihah

Setelah selesai membaca Al-Fatihah—yang merupakan pujian dan permohonan pertolongan kepada Allah SWT—shalat memasuki fase selanjutnya, yaitu membaca surah atau ayat lain dari Al-Qur'an. Tindakan ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam Al-Qur'an yang memerintahkan untuk membaca apa yang mudah dari Al-Qur'an setelah Al-Fatihah. Nabi Muhammad SAW senantiasa mempraktikkan hal ini, menjadikannya sunnah muakkadah (sunnah yang sangat ditekankan).

Apa yang Dibaca dalam Shalat Jahr (Keras)?

Dalam shalat yang dibaca dengan suara keras—seperti Maghrib, Isya, dan Subuh—setelah membaca Al-Fatihah, seorang Muslim dianjurkan untuk membaca kelanjutan dari Al-Qur'an. Pilihan bacaan ini sangat fleksibel:

  1. Surah Pendek: Banyak yang memilih membaca surah pendek yang mudah dihafal, seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq, atau An-Nas, terutama pada rakaat pertama dan kedua.
  2. Bagian dari Surah Panjang: Lebih utama (afdhal) adalah membaca kelanjutan dari surah yang dibaca pada rakaat sebelumnya jika itu adalah rakaat pertama. Misalnya, jika pada rakaat pertama Anda membaca potongan Surah Al-Baqarah, maka di rakaat kedua dilanjutkan dari bagian setelah potongan tersebut. Ini sesuai dengan praktik Nabi Muhammad SAW yang kadang melanjutkan bacaan surah yang terpotong.
  3. Kesunahan: Dianjurkan membaca surah yang lebih panjang pada rakaat pertama dibandingkan rakaat kedua, baik dalam shalat fardhu maupun sunnah.

Apa yang Dibaca dalam Shalat Sirr (Pelan)?

Untuk shalat yang dibaca pelan—yaitu Dzuhur dan Ashar—prosesnya sama. Setelah membaca Surah Al-Fatihah dilanjutkan dengan bacaan surah atau ayat lain. Meskipun tidak terdengar oleh orang lain, bacaan ini tetap merupakan sunnah yang dianjurkan. Prinsip memilih surah pendek atau melanjutkan surah panjang tetap berlaku di sini.

Catatan Penting: Dalam shalat sendiri (munfarid), meskipun Anda tidak menghafal surah panjang, membaca satu ayat penuh pun sudah mencukupi sunnahnya, namun membaca surah pendek lebih diutamakan.

Hukum Meninggalkan Bacaan Setelah Al-Fatihah

Al-Fatihah adalah rukun shalat, sedangkan membaca surah setelahnya adalah sunnah. Jika seseorang lupa atau sengaja meninggalkan bacaan setelah Al-Fatihah, shalatnya tetap sah secara hukum fikih karena rukun utamanya telah terpenuhi. Namun, ia kehilangan pahala kesunahan yang besar. Jika kelupaan terjadi, dianjurkan untuk melakukan sujud sahwi sebelum salam, meskipun ini lebih sering dikaitkan dengan kesalahan pada rukun atau sunnah ab'ad.

Bagi imam shalat berjamaah, membaca setelah Al-Fatihah sangat penting, terutama dalam shalat jahr. Hal ini untuk memberi kesempatan makmum untuk mendengarkan bacaan Al-Qur'an. Imam harus memilih bacaan yang tidak terlalu panjang agar tidak memberatkan makmum, terutama yang memiliki keterbatasan waktu atau kondisi fisik.

Kesimpulannya, rangkaian setelah membaca Surah Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca ayat atau surah lain dari Al-Qur'an, baik dalam shalat jahr maupun sirr. Ini adalah penegasan bahwa shalat bukan sekadar ritual formal, melainkan sebuah dialog berkelanjutan dengan Kalamullah, memperkaya setiap momen munajat kita kepada Sang Pencipta.

Dengan memperhatikan tata cara ini, diharapkan setiap rakaat shalat kita menjadi lebih khusyuk, terstruktur, dan sesuai dengan ajaran Nabi yang mulia.

🏠 Homepage