Setiap transaksi perbankan, termasuk transfer dana melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI), sangat disarankan untuk selalu disimpan dalam bentuk bukti transaksi atau struk transfer BRI. Struk ini bukan sekadar kertas biasa, melainkan dokumen vital yang berfungsi sebagai catatan resmi atas perpindahan dana. Dalam era digital, meskipun banyak transaksi dilakukan melalui aplikasi mobile banking (BRImo) atau internet banking, struk digital tetap memiliki peran penting sebagai alat verifikasi.
Fungsi utama dari memiliki struk transfer BRI adalah untuk keamanan dan akuntabilitas. Jika terjadi sengketa, kesalahpahaman mengenai tanggal transfer, atau bahkan masalah teknis pada sistem perbankan, struk ini menjadi bukti paling kuat bahwa dana telah berhasil dikirimkan pada waktu tertentu ke rekening tujuan yang benar. Tanpa bukti ini, proses klarifikasi atau klaim dapat menjadi jauh lebih rumit dan memakan waktu.
Ilustrasi visualisasi struk transfer BRI.
Bergantung pada metode transfer yang Anda gunakan, bentuk struk transfer BRI bisa berbeda-beda:
Ketika Anda menerima atau mencetak struk transfer BRI, pastikan beberapa informasi berikut tercatat dengan jelas:
Mengingat pentingnya validitas dokumen ini, cara penyimpanan yang tepat sangat krusial. Untuk struk cetak (ATM atau Teller), simpanlah di tempat kering dan aman. Banyak ahli keuangan menyarankan untuk membuat salinan digital dari struk transfer BRI fisik tersebut. Anda bisa memindainya (scan) atau mengambil foto berkualitas tinggi menggunakan ponsel Anda.
Penyimpanan digital memberikan kemudahan akses jika Anda sewaktu-waktu membutuhkannya. Simpan dalam folder khusus di cloud storage atau hard drive pribadi Anda. Untuk transaksi online, jangan hanya mengandalkan screenshot; unduh file bukti transaksi resmi (jika tersedia format PDF) dari riwayat transaksi di aplikasi BRI Anda. Dengan manajemen bukti transfer yang baik, Anda meminimalkan risiko finansial di kemudian hari terkait masalah transfer dana.