Dalam susunan Al-Qur'an yang kita kenal saat ini, terdapat 114 surah yang tersusun secara teratur. Namun, tahukah Anda posisi spesifik dari surah yang paling fundamental dalam Islam? Jawabannya terletak pada Surah Al-Fatihah. Surah Al-Fatihah, yang berarti "Pembukaan," memegang kedudukan istimewa karena ia merupakan surah yang ke-1 dalam Mushaf (kitab suci) Al-Qur'an.
Mengetahui bahwa Surah Al-Fatihah adalah surah yang ke-1 memberikan pemahaman bahwa ia adalah gerbang menuju keseluruhan isi Al-Qur'an. Surah ini terdiri dari tujuh ayat dan diturunkan di Makkah, menjadikannya salah satu surah Makkiyah pertama. Kepentingannya tidak dapat dilebih-lebihkan; Rasulullah ﷺ bersabda bahwa Al-Fatihah adalah Ummul Kitab (Induk Kitab) dan Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an).
Setiap muslim wajib membacanya dalam setiap rakaat shalat fardhu maupun sunnah. Ini menegaskan statusnya sebagai rukun shalat yang jika ditinggalkan, shalat tersebut menjadi batal atau tidak sah. Fungsi utamanya adalah sebagai penghubung antara hamba dan Tuhannya. Ayat-ayatnya memuat inti dari seluruh ajaran tauhid: pujian kepada Allah, pengakuan keesaan-Nya, permohonan pertolongan, dan petunjuk menuju jalan yang lurus.
Meskipun Al-Fatihah adalah surah yang ke-1, penting untuk dicatat bahwa urutan ini adalah berdasarkan Mushaf Utsmani yang disepakati oleh para sahabat Nabi. Terdapat riwayat yang menyebutkan bahwa surah ini juga turun berulang kali, atau bahkan ada yang menganggapnya sebagai surah yang turun pertama secara utuh, namun urutan penulisannya di dalam Al-Qur'an tetaplah sebagai yang pertama.
Surah kedua setelah Al-Fatihah adalah Surah Al-Baqarah, yang merupakan surah terpanjang dalam Al-Qur'an. Perbedaan antara surah pertama yang pendek dan padat makna (Al-Fatihah) dengan surah kedua yang panjang dan detail (Al-Baqarah) menunjukkan keseimbangan dalam struktur Al-Qur'an. Al-Fatihah memberikan fondasi spiritual, sementara Al-Baqarah memberikan landasan hukum dan kisah-kisah mendalam.
Karena posisinya sebagai surah yang ke-1, Al-Fatihah dibaca minimal 17 kali sehari bagi mereka yang melaksanakan shalat fardhu lima waktu. Pengulangan ini bukan sekadar formalitas, melainkan mekanisme penguatan spiritual. Setiap kali kita membacanya, kita diperintahkan untuk memfokuskan hati dan pikiran pada makna yang terkandung di dalamnya, seolah-olah kita sedang melakukan dialog langsung dengan Sang Pencipta.
Pengulangan tersebut berfungsi untuk menanamkan konsep tauhid dan rasa ketergantungan sepenuhnya kepada Allah SWT jauh di dalam jiwa seorang mukmin. Ketika kita mengucapkan "Ihdinash-shiraathal mustaqiim" (Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus), kita secara sadar mengakui ketidakmampuan kita untuk menemukan kebenaran tanpa bimbingan-Nya, sebuah pengakuan yang ditempatkan pada awal setiap ibadah formal.
Dengan demikian, tidak ada keraguan bahwa Surah Al-Fatihah menempati posisi yang tak tergantikan, tersemat sebagai surah yang ke-1 pembuka lembaran-lembaran hikmah ilahi dalam Al-Qur'an. Memahami urutan ini membantu kita lebih menghargai betapa pentingnya surah ini sebagai kunci utama dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara keseluruhan.
Keistimewaan dan posisinya sebagai pembuka menjadikannya mustika Al-Qur'an yang harus selalu kita jaga kualitas bacaannya, baik dari segi tajwid maupun penghayatan makna di dalamnya.