Pertanyaan mengenai kategori surah Al-Ikhlas digolongkan surah apa sering muncul di kalangan umat Islam. Surah Al-Ikhlas, yang memiliki nama lain Surat Tauhid, adalah surah ke-112 dalam susunan mushaf Al-Qur'an. Meskipun terdiri hanya dari empat ayat pendek, kandungan maknanya sangat mendalam dan fundamental dalam ajaran Islam.
Penggolongan Surah Al-Ikhlas
Secara umum, surah-surah dalam Al-Qur'an diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, seperti panjang ayat (thiwāl, mi’ūn, masānī, dan mufasshal), lokasi turun (Makkiyah atau Madaniyah), atau tema utama yang diangkat.
Dalam konteks penggolongan berdasarkan tema, surah Al-Ikhlas digolongkan sebagai Surah Tauhid atau penegasan keesaan Allah SWT. Nama "Al-Ikhlas" sendiri berarti memurnikan (pengabdian). Surah ini turun sebagai jawaban langsung ketika orang-orang musyrik Makkah (terutama kaum Quraisy) bertanya kepada Rasulullah SAW tentang nasab (silsilah) dan hakikat Tuhan yang beliau sembah.
Para ulama sepakat bahwa surah ini merupakan ringkasan padat tentang hakikat Allah yang Maha Esa, yang tidak terikat oleh apapun, berbeda dengan konsep ketuhanan yang diyakini oleh kaum politeistik saat itu.
Keutamaan yang Menempatkannya Spesial
Selain digolongkan sebagai Surah Tauhid, keistimewaan lain yang membuat surah Al-Ikhlas digolongkan surah yang sangat utama adalah kedudukannya yang sebanding dengan sepertiga Al-Qur'an. Rasulullah SAW bersabda bahwa membacanya tiga kali setara dengan mengkhatamkan seluruh Al-Qur'an.
Hadis ini menunjukkan betapa padatnya muatan ajaran yang terkandung di dalamnya. Jika Al-Qur'an adalah lautan hikmah, maka Al-Ikhlas adalah inti dari lautan tersebut, memuat esensi keyakinan seorang Muslim. Karena penekanan pada sifat-sifat sempurna Allah tanpa persekutuan, surah ini juga sering dikategorikan sebagai penangkal kesyirikan.
Al-Ikhlas sebagai Surah Makkiyah
Berdasarkan mayoritas pendapat ulama tafsir, Surah Al-Ikhlas termasuk dalam golongan surah Makkiyah. Ini berarti surah ini diturunkan sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Surah-surah Makkiyah umumnya berfokus pada penguatan akidah, keesaan Allah (tauhid), ancaman bagi orang yang mengingkari, serta deskripsi hari akhir.
Sesuai dengan karakteristik surah Makkiyah, Al-Ikhlas langsung menyasar fondasi keimanan. Ia tidak banyak membahas masalah hukum atau sosial yang lebih dominan dalam surah Madaniyah, melainkan fokus pada dialog spiritual murni antara hamba dan Tuhannya. Ayat-ayatnya singkat, tegas, dan langsung menusuk ke inti persoalan akidah yang diperdebatkan oleh masyarakat Quraisy pada masa itu.
Kandungan Ayat dalam Konteks Tauhid
- Qul Huwa Allahu Ahad (Katakanlah): Dialah Allah, Yang Maha Esa. Ini adalah penegasan tunggalitas Allah (Tauhid Rububiyyah dan Uluhiyyah).
- Allahush Shamad (Allah tempat bergantung segala sesuatu). Ayat ini menjelaskan bahwa Allah adalah Zat yang Maha Dibutuhkan, sementara segala sesuatu selain-Nya membutuhkan-Nya.
- Lam Yalid Wa Lam Yuulad (Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan). Ini menolak konsep personifikasi atau turunan dari Tuhan, baik secara fisik maupun metafisik, yang sering dianut oleh agama lain.
- Wa Lam Yakul Lahū Kufuwan Ahad (Dan tiada seorang pun yang setara dengan Dia). Penegasan bahwa tidak ada apapun yang bisa menyamai kesempurnaan Allah SWT.
Oleh karena itu, ketika kita bertanya surah Al-Ikhlas digolongkan surah apa, jawaban paling tepat adalah Surah Tauhid, yang merupakan fondasi keimanan dalam Islam. Kedudukannya yang tinggi membuatnya menjadi bacaan rutin, baik dalam shalat maupun zikir harian, sebagai pengingat akan kemurnian monoteisme yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Keutamaan ini juga memunculkan pemahaman bahwa meskipun pendek, kontennya memiliki bobot teologis yang setara dengan ajaran mendasar yang diuraikan dalam banyak surat lainnya. Memahami dan mengamalkan makna Al-Ikhlas adalah kunci untuk menjaga kemurnian iman seorang Muslim.