Ilustrasi keluasan bumi sebagai rahmat kemudahan.
Surah Al-Kahfi adalah salah satu surah istimewa dalam Al-Qur'an yang sarat akan pelajaran hidup, khususnya mengenai ujian, kesabaran, dan pertolongan Allah SWT. Di antara ayat-ayat yang sangat penting untuk direnungkan adalah Surah Al-Kahfi ayat 84, yang berbicara tentang bagaimana Allah memberikan kemudahan dan kemampuan kepada hamba-hamba-Nya yang telah berusaha maksimal di jalan-Nya.
Teks dan Terjemahan Surah Al-Kahfi Ayat 84
وَاَمَكَّنَّا لَهُ فِي الْاَرْضِ وَاٰتَيْنٰهُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ نَّسَبًا
"Dan Kami telah memberikan kekuasaan kepadanya di (muka) bumi dan Kami telah memberikan kepadanya jalan untuk mencapai segala sesuatu." (QS. Al-Kahfi: 84)
Ayat ini secara spesifik merujuk pada kisah Zulkarnain, seorang penguasa yang saleh dan berkelana jauh. Setelah melewati berbagai cobaan dan menjalankan perintah Allah dengan penuh ketaatan, Allah memberikan dua karunia besar kepadanya: kekuasaan di bumi (kemampuan mengatur dan membangun) dan jalan untuk mencapai segala sesuatu (kemudahan dalam setiap urusan dan perjalanan).
Makna Kekuasaan dan Kemudahan (Nasaa)
Memahami surah Al-Kahfi ayat 84 memerlukan pemahaman mendalam tentang kata kunci yang digunakan. Kata "amakkannahu" (Kami telah memberikan kekuasaan kepadanya) menunjukkan bukan hanya otoritas politik, tetapi juga kemampuan teknis, pengetahuan, dan sumber daya untuk mewujudkan tujuannya.
Lebih penting lagi adalah frasa "wa atainahu min kulli shay'in nasaba" (dan Kami telah memberikan kepadanya jalan/sarana untuk mencapai segala sesuatu). Kata 'nasab' di sini sering diartikan sebagai sarana, sebab, atau jalan yang sesuai. Ini mengajarkan kita sebuah prinsip ilahiah yang fundamental: ketika seorang Muslim berpegang teguh pada kebenaran dan melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh, Allah akan membukakan jalan-jalan kemudahan yang sebelumnya tidak terpikirkan.
Ini bukanlah janji kemudahan instan tanpa usaha. Zulkarnain adalah contoh seorang pemimpin yang aktif, berilmu, dan senantiasa mencari keridhaan Tuhannya dalam setiap langkahnya, baik saat membangun infrastruktur peradaban maupun saat menghadapi tantangan besar seperti kaum Yakjuj dan Makjuj.
Pelajaran Bagi Kehidupan Modern
Dalam konteks kehidupan kontemporer, ayat ini relevan bagi siapa saja yang merasa usahanya terhambat atau menghadapi tantangan yang tampak mustahil. Surah Al-Kahfi ayat 84 memberikan optimisme yang berbasis iman:
- Usaha yang Terarah: Kemudahan datang bagi mereka yang memiliki arah tujuan yang jelas dan sesuai dengan prinsip kebaikan. Zulkarnain tahu apa yang harus ia capai.
- Kesesuaian Sarana: Allah tidak hanya menjanjikan hasil, tetapi juga menyediakan 'alat' yang tepat. Ini bisa berupa ilmu baru, dukungan dari orang yang tepat, atau kesempatan yang tak terduga.
- Kerendahan Hati Setelah Kemuliaan: Kekuasaan yang diberikan Allah harus digunakan untuk kemaslahatan umat, bukan kesombongan pribadi. Zulkarnain menerima kekuasaan sebagai amanah.
Banyak orang merasa bahwa dunia ini penuh dengan penghalang. Namun, perspektif dari Al-Kahfi mengajarkan bahwa bumi ini diciptakan untuk memudahkan kita dalam beribadah dan menjalankan misi kebaikan. Jika kita merasa jalan kita buntu, mungkin kita perlu mengevaluasi apakah cara kita meminta dan berusaha sudah sejalan dengan tuntunan ilahi. Ketika ketaatan menjadi prioritas, maka sarana (nasab) untuk mencapai tujuan mulia akan disediakan oleh Yang Maha Kuasa.
Merenungkan kisah ini setiap kali membaca Al-Kahfi (terutama pada hari Jumat) mengingatkan bahwa rezeki dan kesuksesan sejati bukan hanya soal harta atau jabatan, tetapi tentang bagaimana Allah memudahkan kita menempuh perjalanan hidup menuju keridhaan-Nya. Kunci utamanya adalah kesungguhan dalam beramal saleh, seperti yang dicontohkan oleh pemilik kekuasaan besar yang tetap rendah hati di hadapan Pemberi kekuasaan.