Surah Al-Lail (Malam Hari)

Fokus: Ayat 1 hingga 11

Ilustrasi Malam dan Cahaya Fajar

Teks dan Terjemahan Surah Al-Lail (1-11)

وَٱلَّيۡلِ إِذَا يَغۡشَىٰ
(1) Demi malam apabila ia menyelimuti (siang).
وَٱلنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّىٰ
(2) Dan (demi) siang apabila ia terang benderang,
وَمَا خَلَقَ ٱلذَّكَرَ وَٱلۡأُنثَىٰٓ
(3) dan (demi) penciptaan laki-laki dan perempuan,
إِنَّ سَعۡيَكُمۡ لَشَتَّىٰ
(4) sesungguhnya usahamu (dalam beramal) benar-benar berbeda-beda.
فَأَمَّا مَنۡ أَعۡطَىٰ وَٱتَّقَىٰ
(5) Maka adapun orang yang memberikan hartanya dan bertakwa,
وَصَدَّقَ بِٱلۡحُسۡنَىٰ
(6) dan membenarkan adanya balasan terbaik (surga),
فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلۡيُسۡرَىٰ
(7) maka Kami kelak akan memudahkan baginya jalan menuju kemudahan.
وَأَمَّا مَنۢ بَخِلَ وَٱسْتَغۡنَىٰ
(8) Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak butuh pertolongan Allah),
وَكَذَّبَ بِٱلۡحُسۡنَىٰ
(9) dan mendustakan balasan terbaik,
فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلۡعُسۡرَىٰ
(10) maka Kami kelak akan memudahkan baginya jalan menuju kesulitan.
وَمَا يُغۡنِي عَنۡهُ مَالُهُۥٓ إِذَا تَرَدَّىٰٓ
(11) Dan hartanya tidak memberinya manfaat ketika ia telah binasa (masuk neraka).

Penjelasan Mengenai Sumpah Agung di Awal Al-Lail

Surah Al-Lail, yang berarti "Malam Hari," dibuka dengan serangkaian sumpah yang sangat kuat dari Allah SWT. Sumpah-sumpah ini bukan dilakukan tanpa tujuan, melainkan untuk menegaskan sebuah kebenaran fundamental mengenai kehidupan manusia di dunia. Ayat 1 hingga 4 berfungsi sebagai fondasi pembuka yang mengaitkan fenomena alam dengan takdir dan usaha manusia.

Sumpah yang Meliputi Kehidupan

Allah bersumpah demi malam ketika menutupi kegelapan (Ayat 1), dan demi siang ketika cahayanya mulai menyebar (Ayat 2). Kedua fenomena ini melambangkan siklus abadi di alam semesta—perubahan, kontras, dan kesinambungan. Malam dan siang adalah simbol keteraturan kosmik yang diciptakan dan diatur oleh-Nya.

Selanjutnya, sumpah diperluas kepada penciptaan makhluk yang paling mulia, yaitu manusia dalam dualitasnya: laki-laki dan perempuan (Ayat 3). Ini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin adalah bagian dari rencana ilahi.

Variasi Usaha Manusia (Sya'i Lintas)

Setelah menguatkan sumpah atas segala ciptaan tersebut, Allah menegaskan inti permasalahan moral manusia: "Sesungguhnya usahamu (dalam beramal) benar-benar berbeda-beda" (Ayat 4). Ini adalah titik tolak pengadilan ilahi. Tidak semua orang bergerak ke arah yang sama; ada yang menuju kebaikan, ada pula yang menuju keburukan. Kontras usaha inilah yang akan menentukan hasil akhir.

Dua Jalur Kehidupan (Ayat 5-11)

Ayat-ayat selanjutnya merinci dua jalur yang berbeda tersebut, yang merupakan konsekuensi langsung dari perbedaan usaha mereka:

  1. Jalur Kemudahan (Al-Yusr): Untuk mereka yang memilih kedermawanan (infaq), ketakwaan, dan membenarkan kebenaran tertinggi (iman kepada pahala dan hari akhir). Bagi mereka, Allah menjanjikan kemudahan dalam menjalani hidup yang diridhai-Nya (Ayat 5-7). Kemudahan di sini berarti hati yang lapang, amal yang diterima, dan jalan menuju surga yang dipersiapkan.
  2. Jalur Kesulitan (Al-'Usr): Bagi mereka yang kikir (bakhil), merasa diri sudah cukup tanpa perlu mencari keridhaan Allah (istikna), dan mendustakan balasan yang baik (surga) (Ayat 8-9). Konsekuensinya, Allah akan memudahkan jalan mereka menuju kesulitan, baik dalam bentuk kesempitan rezeki, kegelisahan hati, atau kesulitan saat menghadapi hisab.

Ayat penutup dari rentang ini (Ayat 11) memberikan peringatan keras: harta benda, yang seringkali menjadi tumpuan orang kikir, tidak akan berguna sama sekali ketika ajal menjemput dan seseorang harus menghadapi kehancuran atau azab. Fokus utama dari ayat-ayat ini adalah bahwa keberuntungan sejati di akhirat ditentukan oleh tindakan nyata—kedermawanan dan ketakwaan—di dunia.

🏠 Homepage