Memahami Letak Surah Al-Lail dalam Susunan Al-Qur'an

KITAB SUCI AL-QUR'AN Surah Sebelumnya Al-Adiyat Surah Al-Lail (Ke-92) Surah Berikutnya

Visualisasi Urutan Surah (Al-Adiyat mendahului Al-Lail)

Pertanyaan mengenai letak spesifik Surah Al-Lail dalam mushaf Al-Qur'an adalah hal yang mendasar bagi setiap Muslim yang ingin menelusuri susunan wahyu Allah SWT. Al-Qur'an, sebagaimana yang kita kenal saat ini, tersusun dalam urutan yang telah ditetapkan berdasarkan wahyu dan konfirmasi dari Nabi Muhammad SAW, melalui bimbingan langsung dari Malaikat Jibril. Urutan ini dikenal sebagai urutan *tartib* mushaf.

Secara spesifik, surah Al-Lail dalam Al-Qur'an terletak setelah surah Al-Adiyat. Surah Al-Lail merupakan surah ke-92 dalam susunan resmi mushaf Utsmani yang kita gunakan secara universal saat ini.

Urutan Kronologis dan Urutan Mushaf

Penting untuk membedakan antara urutan turunnya wahyu (kronologis) dan urutan penulisan dalam mushaf (tartib). Surah Al-Lail termasuk dalam golongan surah-surah Makkiyah, yang berarti mayoritas ayatnya diturunkan sebelum Hijrah ke Madinah. Meskipun demikian, urutan penyusunan dalam mushaf tidak selalu mengikuti urutan turunnya. Susunan yang kita pegang saat ini adalah berdasarkan ketetapan yang disepakati dan dibakukan pada masa Khalifah Utsman bin Affan RA, berdasarkan catatan dan hafalan para sahabat yang telah diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW.

Setelah Surah Al-Adiyat (Surah ke-91), pembaca akan langsung menemukan Surah Al-Lail (Surah ke-92). Surah Al-Lail ini dikenal dengan sumpah-sumpah Allah SWT di permulaan ayatnya yang menegaskan perbedaan antara siang dan malam, serta janji balasan bagi orang yang bersedekah dan orang yang kikir.

Mengapa Urutan Ini Penting?

Mengetahui posisi Surah Al-Lail setelah Al-Adiyat membantu dalam memahami konteks tematik Al-Qur'an. Surah-surah pendek yang berada di Juz 'Amma (juz terakhir) cenderung memiliki tema yang kuat mengenai keesaan Allah, hari kiamat, dan dorongan untuk beramal saleh. Surah Al-Adiyat, misalnya, bersumpah demi kuda perang yang berlari kencang, mengisyaratkan perjuangan dan pengorbanan di jalan Allah.

Transisi dari Al-Adiyat ke Al-Lail menunjukkan pergeseran fokus dari peringatan tentang perbuatan duniawi menuju penjelasan mendalam mengenai kontras antara jalan kebajikan (infak) dan kekikiran, serta bagaimana amal perbuatan tersebut akan menentukan nasib akhirat seseorang. Ketika kita membaca secara berurutan, kita seolah mengikuti sebuah narasi yang terstruktur, meskipun surah-surah ini berdiri sendiri sebagai satu kesatuan.

Penanda Surah Ke-92

Sebagai surah ke-92, Al-Lail memiliki kedudukan yang jelas di antara surah-surah pendek lainnya. Sebelum Al-Lail adalah Al-Adiyat (91), dan setelahnya adalah surah At-Takatsur (93), meskipun terkadang terjadi sedikit perbedaan dalam pembagian juz atau urutan penomoran kecil di beberapa cetakan, namun posisi relatif di antara Al-Adiyat dan surah-surah yang mengikuti setelahnya tetap konsisten. Mayoritas ulama dan mushaf menetapkan urutan ini:

Pengetahuan mengenai urutan ini sangat krusial, terutama bagi mereka yang mempelajari hafalan Al-Qur'an atau sedang melakukan tadarus. Urutan yang baku memastikan bahwa setiap ayat dan surah ditempatkan sesuai dengan ketetapan yang telah diwariskan sejak masa Rasulullah SAW. Surah Al-Lail, dengan ayat-ayatnya yang kaya akan pelajaran moral, mengisi bagian penting dalam rangkaian surat-surat pendek penutup Al-Qur'an yang berfungsi sebagai pengingat abadi bagi umat manusia.

Dengan memahami bahwa surah Al-Lail dalam Al-Qur'an terletak setelah surah Al-Adiyat, kita menegaskan kepatuhan kita terhadap susunan wahyu yang telah dijaminkan keotentikannya. Susunan ini bukan sekadar urutan halaman, melainkan bagian dari mukjizat penjagaan Al-Qur'an itu sendiri.

🏠 Homepage