Setiap surah dalam Al-Qur'an memiliki keunikan dan pesan mendalam yang diturunkan oleh Allah SWT. Salah satu surah yang sangat singkat namun kaya akan kisah heroik dan kebesaran Tuhan adalah Surah Al-Fil. Pertanyaan mendasar bagi banyak pembaca adalah: **Surah Al-Fil diawali dengan lafal apa?**
Jawaban yang lugas dan tegas adalah bahwa Surah Al-Fil diawali dengan lafal: "Alam tara". Lafal ini merupakan bagian dari ayat pertama surah tersebut, yang secara harfiah berarti "Tidakkah kamu perhatikan" atau "Tidakkah kamu melihat". Lafal pembuka ini langsung menyentak kesadaran pembaca, mengundang perenungan mendalam tentang peristiwa luar biasa yang akan diceritakan.
Lafal Pembuka: Menggugah Pikiran
Ayat pertama Surah Al-Fil (Surah ke-105) berbunyi: أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ (Alam tara kayfa fa'ala Rabbuka bi-ashabil fil).
Penggunaan kata tanya "Alam tara" menunjukkan bahwa kisah yang akan disampaikan bukanlah mitos atau dongeng, melainkan sebuah peristiwa nyata yang begitu signifikan sehingga setiap Muslim seharusnya mengetahuinya atau setidaknya merenungkannya. Ini adalah metode retoris yang efektif dalam Al-Qur'an untuk menarik perhatian audiens, memastikan bahwa mereka siap menerima pelajaran dari narasi yang mengikuti.
Ilustrasi simbolis kisah Ashab al-Fil.
Konteks Sejarah di Balik Lafal Pembuka
Lafal pembuka tersebut mengarahkan pembaca kepada peristiwa yang terjadi sebelum masa kenabian Muhammad SAW, yaitu penyerangan Ka'bah oleh pasukan bergajah yang dipimpin oleh Abrahah, gubernur Yaman dari wilayah Najasyi (Ethiopia). Tujuannya adalah menghancurkan Ka'bah agar kaum Quraisy beralih beribadah ke katedral besar yang dibangunnya di Yaman.
Rombongan besar ini, yang menaiki gajah sebagai kendaraan perang utama mereka—sesuatu yang sangat menakjubkan pada masa itu—diyakini akan mudah menaklukkan Makkah. Namun, keagungan Allah SWT terbukti jauh melampaui kekuatan militer terbesar sekalipun.
Kisah Penyelamatan Melalui Burung Ababil
Setelah "Alam tara", surah ini melanjutkan dengan deskripsi mukjizat yang luar biasa. Allah mengirimkan kepada mereka (pasukan gajah) burung-burung kecil yang datang bergelombang, secara kolektif dikenal sebagai Ababil. Burung-burung ini membawa batu-batu dari tanah yang dibakar (sijjil).
Batu-batu kecil tersebut, meskipun ukurannya sebutir beras atau kacang, dilemparkan kepada pasukan gajah, dan dampaknya setara dengan kehancuran total. Semua pasukan, termasuk gajah-gajah mereka, hancur lebur dan menjadi seperti daun-daun yang dimakan ulat. Peristiwa ini dikenal sebagai 'Amul Fil (Tahun Gajah), tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Pelajaran dari Surah Al-Fil
Inti dari Surah Al-Fil, yang diawali dengan pertanyaan retoris "Alam tara," adalah penguatan tauhid dan janji perlindungan ilahi terhadap tempat-tempat suci-Nya. Surah ini mengajarkan beberapa pelajaran penting:
- Kekuasaan Mutlak Allah: Tidak ada kekuatan di bumi, sekuat apapun (bahkan pasukan bergajah), yang dapat menandingi kehendak dan kuasa Allah.
- Peringatan bagi Penindas: Kisah ini berfungsi sebagai peringatan historis bagi setiap tiran yang berniat merusak pusat-pusat keimanan.
- Keistimewaan Ka'bah: Allah menjaga rumah-Nya, dan siapa pun yang menantangnya akan menerima balasan yang setimpal.
Oleh karena itu, setiap kali kita membaca atau mendengar permulaan surah yang agung ini, yakni lafal "Alam tara", kita diingatkan untuk merenungkan kekuatan kosmik yang bekerja di balik layar sejarah. Surah Al-Fil adalah bukti nyata bahwa Allah senantiasa menjaga agama dan para penganut-Nya, sebagaimana Dia menjaga Baitullah pada tahun di mana Nabi Agung diutus ke dunia.