Surah Al-Kahfi, surat ke-18 dalam Al-Qur'an, menyimpan banyak pelajaran berharga, terutama kisah Ashabul Kahfi (pemuda penghuni gua). Salah satu ayat kunci yang memberikan peringatan sekaligus penegasan adalah Surah Kahfi ayat 15. Ayat ini berfungsi sebagai penutup pesan yang disampaikan oleh pemuda-pemuda tersebut kepada kaum mereka sebelum mereka memutuskan untuk berlindung di dalam gua.
وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يُنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مِرْفَقًا
"Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat perlindungan di dalam gua, Tuhanmu akan menyebarkan rahmat-Nya atas kamu dan Dia akan memudahkan bagimu urusanmu dari keadaanmu."
Ayat ini melanjutkan narasi tentang keberanian dan keimanan sekelompok pemuda yang menolak menyembah berhala yang disembah oleh kaum mereka di kota yang zalim. Ayat 14 sebelumnya telah menjelaskan bahwa Allah menguatkan hati mereka. Surah Kahfi ayat 15 kemudian menjadi seruan atau kesimpulan dari keputusan kolektif mereka.
Kata kunci dalam ayat ini adalah "اِعْتَزَلْتُمُوهُمْ" (apabila kamu meninggalkan mereka). Ini menunjukkan bahwa tindakan mereka adalah pilihan sadar untuk menjauhkan diri secara fisik dan spiritual dari kemusyrikan. Mereka memilih isolasi demi menjaga kemurnian tauhid. Ketika mereka memutuskan untuk berhijrah secara fisik—yaitu masuk ke dalam gua—mereka berharap akan mendapatkan balasan ilahi.
Harapan yang mereka panjatkan, yang kemudian dicatat oleh Allah SWT dalam ayat ini, adalah dua hal utama:
Kisah Ashabul Kahfi, yang puncaknya termuat dalam Surah Kahfi ayat 15, memberikan pelajaran mendasar tentang pentingnya menjaga akidah di tengah tekanan sosial. Dalam konteks modern, ayat ini relevan ketika kita dihadapkan pada godaan duniawi, tren yang menyimpang dari ajaran agama, atau lingkungan yang mendorong perbuatan maksiat.
Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha hamba-Nya yang tulus berjuang mempertahankan kebenaran. Keputusan untuk 'mengasingkan diri' dari hal-hal yang merusak iman bukanlah sebuah kehilangan, melainkan investasi jangka panjang. Gua itu sendiri adalah metafora bagi tempat perlindungan spiritual yang kita cari ketika dunia luar terasa terlalu menekan dan penuh fitnah.
Teks ini mengingatkan kita bahwa solusi terbaik ketika berhadapan dengan penyimpangan besar sering kali adalah menjauhinya terlebih dahulu, kemudian berserah diri sepenuhnya kepada Allah. Janji kemudahan dan rahmat adalah jaminan bagi mereka yang menempatkan ketaatan di atas kenyamanan duniawi sesaat. Surah Al-Kahfi, dengan ayat-ayatnya, berfungsi sebagai pengingat abadi bahwa kebersamaan dengan Allah selalu lebih menguntungkan daripada kebersamaan dengan kefasikan dunia.
Oleh karena itu, penghayatan terhadap Surah Kahfi ayat 15 mendorong umat Islam untuk senantiasa berani memisahkan diri dari perbuatan buruk, yakin bahwa pertolongan dan kemudahan dari Allah pasti akan datang bagi mereka yang teguh memegang prinsip tauhid.