Mengenal Surah Sebelum Al-Fatihah dalam Mushaf

Al-Qur'an START Urutan Pembacaan Simbol Halaman Pembuka Mushaf

Dalam tradisi penulisan dan pembacaan Al-Qur'an, urutan surah telah ditetapkan berdasarkan penetapan dari Allah SWT melalui wahyu kepada Rasulullah Muhammad SAW. Ketika kita membuka mushaf atau melihat daftar isi Al-Qur'an, kita akan menemukan bahwa surah pertama yang tertera adalah Surah Al-Fatihah, yang dikenal sebagai "Ummul Kitab" (Induk Al-Qur'an) atau "As-Sab’ul Matsani" (Tujuh Ayat yang Diulang-ulang).

Namun, pertanyaan muncul mengenai surah sebelum Al-Fatihah. Secara harfiah, dalam mushaf standar yang beredar saat ini, tidak ada surah yang diletakkan sebelum Surah Al-Fatihah. Al-Fatihah adalah pembuka resmi dan selalu menempati posisi pertama, yaitu urutan ke-1 dari 114 surah. Posisi ini menunjukkan signifikansi fundamentalnya dalam ibadah salat dan pondasi keimanan.

Posisi Unik Al-Fatihah

Al-Fatihah memiliki kekhususan yang membuatnya berada di posisi puncak. Ia adalah jembatan antara pembacaan awal (seperti ta’awudz dan basmalah) dan inti dari wahyu itu sendiri. Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah berfirman tentang Al-Fatihah, membagi ayat-ayatnya menjadi hak Allah dan hak hamba. Karena peran sentral ini, meletakkan surah lain sebelumnya dalam urutan penulisan mushaf terasa tidak sesuai dengan hikmah penataan tersebut.

Beberapa kalangan mungkin merujuk pada surah-surah yang turun lebih awal secara kronologis (asbabun nuzul) sebagai "pendahulu," tetapi ini harus dibedakan dari urutan penulisan (tartib). Secara kronologis, surah-surah Makkiyah awal seperti Surah Al-Alaq atau Surah Al-Muddatsir adalah yang pertama kali diwahyukan. Meskipun demikian, setelah Rasulullah SAW menerima seluruh Al-Qur'an dan diperintahkan untuk menyusunnya, penetapan urutan surah dilakukan berdasarkan petunjuk ilahi, menempatkan Al-Fatihah di urutan pertama.

Apa yang Ada Sebelum Membaca Al-Fatihah?

Meskipun tidak ada surah yang mendahuluinya, ada amalan sunnah yang sangat dianjurkan sebelum membaca Al-Fatihah, terutama dalam konteks ibadah salat. Amalan ini berfungsi sebagai persiapan spiritual dan pembersihan lisan untuk menghadap firman Allah.

Amalan utama tersebut adalah mengucapkan Ta’awudz, yaitu:

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
(Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk)

Setelah Ta’awudz, kemudian dilanjutkan dengan Basmalah:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
(Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

Beberapa mazhab berpendapat bahwa Basmalah adalah bagian dari Surah Al-Fatihah (yaitu ayat pertama), sementara yang lain menganggapnya sebagai ayat pembuka setiap surah (kecuali Surah At-Taubah). Oleh karena itu, dalam praktik salat, setelah Ta’awudz, bacaan langsung mengalir ke Al-Fatihah. Inilah konteks "sebelum" Al-Fatihah yang paling relevan secara praktis dan syar’i, bukan surah lain dalam daftar 114 surah.

Perbedaan Urutan Wahyu dan Urutan Mushaf

Penting untuk dipahami bahwa Al-Qur'an tidak disusun berdasarkan kronologi turunnya ayat. Jika disusun berdasarkan urutan pewahyuan, maka Al-Fatihah mungkin tidak berada di nomor satu. Sebagai contoh, Surah Al-Ikhas, yang merupakan surah pendek namun memiliki kedudukan sangat tinggi, turun jauh lebih belakangan dibandingkan dengan wahyu pertama.

Susunan surah yang kita lihat saat ini ditetapkan berdasarkan arahan langsung dari Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Tujuan dari susunan ini sering kali dikaitkan dengan pemahaman konteks, kekayaan tema, dan kemudahan pengajaran. Al-Fatihah ditempatkan di awal sebagai fondasi utama yang merangkum seluruh inti ajaran tauhid, pujian kepada Allah, permohonan petunjuk, dan pengakuan akan hari pembalasan.

Kesimpulannya, tidak ada surah formal yang secara kanonik diletakkan sebelum Al-Fatihah dalam susunan mushaf. Persiapan spiritual sebelum membacanya adalah dengan mengucapkan Ta’awudz dan Basmalah. Keistimewaan posisi Al-Fatihah menegaskan perannya sebagai pembuka yang tak tergantikan dalam kitab suci umat Islam.

🏠 Homepage