Dalam susunan mushaf Al-Qur'an, terdapat surat-surat pendek yang sarat makna dan menyimpan kisah agung dari sejarah Islam. Salah satunya adalah Surat Al Fil (الفيل), yang namanya berarti "Gajah". Surat ini merupakan salah satu bukti kekuasaan Allah SWT yang nyata, diceritakan secara ringkas namun padat pesan. Bagi umat Muslim, mengetahui detail mengenai surat ini, termasuk jawaban pasti mengenai pertanyaan surat al fil terdiri atas berapa ayat, adalah bagian penting dari pemahaman Al-Qur'an.
Untuk menjawab inti dari pembahasan ini, Surat Al Fil, yang merupakan surat ke-105 dalam urutan mushaf, adalah surat yang sangat singkat. Ia terdiri dari **lima (5) ayat** pendek.
Meskipun hanya lima ayat, narasi yang dibawanya mengenai peristiwa besar yang terjadi sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW sangatlah monumental. Kelima ayat ini menceritakan upaya penghancuran Ka'bah oleh pasukan besar yang dipimpin oleh seorang raja Yaman bernama Abraha.
Surat Al Fil (105):
Ayat 1: Alam tara kayfa fa'ala rabbuka bi ash-haabil fiil
Ayat 2: Alam yaj'al kaidahum fii tadhliil
Ayat 3: Wa arsala 'alaihim thairan ababiil
Ayat 4: Tarmiihim bi hijaratim min sijjiil
Ayat 5: Fa ja'alahum ka 'ashfim ma'kuul
Kisah yang diabadikan dalam lima ayat ini terjadi ketika Abraha, seorang raja dari Abisinia (Ethiopia) yang menguasai Yaman, merasa cemburu terhadap kemakmuran Mekkah karena banyaknya orang Arab yang masih melakukan ibadah haji ke Ka'bah. Abraha ingin mengalihkan pusat peribadatan tersebut ke gereja besar yang ia bangun di Shan'a, Yaman.
Untuk mencapai tujuannya, Abraha memimpin pasukan besar yang luar biasa kuat, yang pada saat itu tidak ada tandingannya. Kekuatan utama pasukan ini adalah beberapa ekor gajah. Kehadiran gajah inilah yang memberikan nama pada surat tersebut, Al Fil (Gajah).
Ketika pasukan Abraha mendekati Mekkah, kesombongan mereka mencapai puncaknya. Namun, Allah SWT tidak membiarkan Ka'bah, rumah suci-Nya, dinodai. Dalam rentang waktu yang sangat singkat, Allah menunjukkan kekuasaan-Nya yang melampaui logika persenjataan manusia.
Ayat ketiga, "Wa arsala 'alaihim thairan ababiil", menjelaskan bahwa Allah mengirimkan burung-burung dari Ababil. Makhluk kecil ini, yang datang bergerombol seperti kawanan belalang, membawa tugas suci.
Ayat keempat merinci alat penghukuman tersebut: "Tarmiihim bi hijaratim min sijjiil", yaitu batu-batu dari tanah yang dibakar (seperti kerikil panas). Batu-batu kecil ini, ketika dijatuhkan ke tubuh pasukan yang sombong dan gajah-gajah perkasa, mampu menghancurkan mereka total.
Akhirnya, ayat kelima menutup kisah dengan hasil yang telak: "Fa ja'alahum ka 'ashfim ma'kuul" (Maka Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat). Tentara besar Abraha hancur lebur, hanya menyisakan puing dan kenangan akan kegagalan total.
Meskipun hanya terdiri dari lima ayat, dampak teologis dari Surat Al Fil sangat besar. Surat ini menjadi penanda bahwa kekuasaan Allah jauh melampaui kekuatan militer terbesar sekalipun. Peristiwa ini juga sering disebut sebagai Tahun Gajah (Amul Fil), tahun di mana Nabi Muhammad SAW dilahirkan, menegaskan bahwa kelahiran beliau terjadi di bawah perlindungan ilahi yang luar biasa.
Surat ini mengajarkan tentang keikhlasan niat dalam beribadah. Abraha ingin mengalihkan ibadah dari Ka'bah, sedangkan kaum Quraisy saat itu, meskipun masih dalam kesesatan akidah, menjaga situs tersebut. Allah membela rumah-Nya dan menegaskan bahwa peribadatan hanya boleh ditujukan kepada-Nya.
Oleh karena itu, bagi setiap Muslim yang membaca dan merenungkan surat al fil terdiri atas berapa ayat (yakni lima ayat), hendaknya selalu menanamkan keyakinan penuh bahwa pertolongan Allah bisa datang dari cara yang tidak terduga, bahkan melalui makhluk terkecil sekalipun, ketika menghadapi kesombongan dan kezaliman.