Surat Al-Fil adalah salah satu surat terpendek dalam Al-Qur'an, terletak di Juz Amma. Surat ini dinamakan Al-Fil (Gajah) karena menceritakan peristiwa heroik dan mukjizat yang dialami oleh kaum Quraisy di Mekkah pada tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pembahasan mengenai surat Al-Fil terdiri atas ayat berapa seringkali menjadi titik awal untuk memahami bagaimana Allah SWT melindungi rumah-Nya (Ka'bah) dari niat jahat.
Secara struktural, Surat Al-Fil sangat ringkas. Surat ini terdiri atas 5 ayat yang sarat makna dan pelajaran tauhid yang mendalam. Meskipun singkat, dampak historis dan teologisnya sangat besar. Ayat-ayat ini berfungsi sebagai pengingat permanen akan kekuasaan Allah yang mampu menghancurkan kekuatan terbesar sekalipun hanya dengan ciptaan-Nya yang tampak lemah.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang.
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ
Alam tara kayfa fa'ala Rabbuka bi ashabil-fiil
1. Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara gajah?
أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ
Alam yaj'al kaydahum fii tadliil
2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ
Wa arsala 'alaihim thairan abaabiil
3. Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung-burung yang bergelombang (datang berbaris-baris),
تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ
Tarmiihim bi hijaaratim min sijjiil
4. yang melempari mereka dengan batu dari tanah yang keras,
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍ
Faja'alahum ka'asfin ma'kuul
5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat.
Peristiwa yang diabadikan dalam surat Al-Fil terdiri atas ayat lima ini terjadi ketika Yaman dikuasai oleh seorang raja Kristen bernama Abraha bin Ash-Shabah. Abraha ingin mengalihkan jalur ibadah orang Arab dari Ka'bah di Mekkah ke gereja megah yang ia bangun di Sana'a. Ketika ajakannya ditolak, ia marah besar dan memimpin pasukan besar yang dilengkapi dengan gajah perang—sesuatu yang sangat menakutkan pada masa itu—menuju Mekkah untuk menghancurkan Ka'bah.
Abraha yakin bahwa pasukannya tak terkalahkan. Namun, ketika mereka tiba di lembah dekat Mekkah, Allah SWT mengirimkan pertolongan tak terduga. Pertolongan itu datang dalam bentuk burung-burung kecil yang dikenal sebagai Ababil. Burung-burung ini bukan sekadar burung biasa; mereka membawa batu-batu dari tanah liat yang dibakar (sijjiil), yang menunjukkan bahwa batu tersebut sangat keras dan panas, seperti yang dijelaskan dalam ayat keempat.
Kisah ini mengajarkan beberapa pelajaran mendasar. Pertama, penegasan bahwa surat Al-Fil terdiri atas ayat yang membuktikan bahwa tidak ada kekuatan di bumi, sekuat apa pun, yang dapat melawan kehendak dan pertolongan Allah. Gajah yang menjadi simbol kekuatan militer dihancurkan oleh burung yang sangat kecil. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak memandang besarnya kekuatan fisik, melainkan keikhlasan dan tauhid.
Kedua, surat ini menjadi sebuah mukjizat kenabian. Peristiwa ini terjadi beberapa waktu sebelum Nabi Muhammad SAW lahir. Dengan menceritakan peristiwa ini kepada kaum Quraisy (yang menyaksikan dan meriwayatkan kejadian ini), Nabi Muhammad SAW membenarkan kenabiannya melalui peristiwa yang terukir jelas dalam ingatan kolektif mereka. Bahkan, tahun terjadinya peristiwa ini kemudian dikenal sebagai 'Amul Fil (Tahun Gajah).
Ketiga, perlindungan Ka'bah adalah janji ilahi yang ditegaskan melalui surat ini. Meskipun pada masa itu banyak kaum musyrik yang menyembah berhala di sekitar Ka'bah, Allah tetap menjaganya dari penghancuran total oleh pihak luar. Ini menjadi landasan keyakinan umat Islam bahwa Ka'bah adalah pusat spiritual yang akan selalu dijaga oleh Pemiliknya. Ringkasnya, lima ayat ini merangkum sebuah epik sejarah tentang keberanian iman melawan kesombongan kekuasaan duniawi.