Surat Al-Kahfi adalah salah satu surat yang sangat dianjurkan untuk dibaca, terutama pada hari Jumat. Di dalamnya terdapat kisah teladan tentang keteguhan iman dalam menghadapi tekanan ekstrem, yaitu kisah Ashabul Kahf (Para Pemuda Ashab Al-Kahf).
Kisah ini terjadi pada masa kekuasaan seorang raja yang zalim, yang memaksa rakyatnya menyembah berhala. Sekelompok pemuda yang beriman kepada Allah SWT memilih untuk meninggalkan kemewahan dan keamanan duniawi demi mempertahankan akidah mereka. Mereka melarikan diri dari kaumnya dan memutuskan untuk bersembunyi di sebuah gua, sebuah keputusan yang berani dan penuh pengharapan kepada pertolongan Ilahi.
Dua ayat berikutnya setelah pengenalan singkat mengenai pelarian mereka, menjelaskan bagaimana Allah SWT memberikan ketenangan dan ujian terhadap keteguhan hati mereka saat berada di ambang keputusasaan.
*Catatan: Ayat 13 dan 14 sebenarnya merujuk pada ucapan para pemuda tersebut saat memutuskan untuk bersembunyi (lihat tafsir utama), namun dalam konteks kisah Al-Kahf yang populer, ayat 17 dan 18 sering dikutip untuk menjelaskan kondisi gua mereka. Untuk memenuhi permintaan fokus pada ayat 13 dan 14 dalam konteks awal pelarian, mari kita fokus pada inti pesan yang terkandung di dalamnya.*
Ayat-ayat awal kisah ini menekankan pada ketetapan hati mereka. Ketika mereka telah memutuskan untuk meninggalkan kemusyrikan dan mencari perlindungan, keimanan mereka semakin kuat. Dalam ayat-ayat yang mengiringi kisah ini (terutama ayat 13 dan 14), Allah SWT menegaskan bahwa mereka telah beriman dengan benar.
Allah SWT berfirman (dalam ringkasan makna ayat 13 dan 14): "Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka." Ayat ini adalah janji ilahi bahwa pertolongan dan kemudahan akan diberikan kepada mereka yang teguh dalam tauhid. Pelarian mereka bukanlah tindakan pengecut, melainkan strategi iman untuk mempertahankan keyakinan.
Kisah Ashabul Kahf, yang disorot dalam ayat-ayat tersebut, mengajarkan bahwa godaan terbesar datang dalam bentuk tekanan sosial dan ancaman terhadap kehidupan duniawi. Raja yang zalim menawarkan kenyamanan materi namun menuntut pengorbanan akidah. Para pemuda ini memilih menghadapi ketidakpastian alam liar daripada kepastian hidup dalam kesesatan.
Hal ini relevan bagi umat Islam modern. Ketika dihadapkan pada nilai-nilai yang bertentangan dengan ajaran agama, teguh pada prinsip seperti yang ditunjukkan oleh Ashabul Kahf adalah kunci. Keimanan mereka dibalas Allah dengan perlindungan fisik dan spiritual yang luar biasa—mereka ditidurkan selama ratusan tahun, terhindar dari kebusukan dunia dan kebrutalan penguasa.
Tidur panjang itu sendiri adalah mukjizat. Ketika mereka terbangun, dunia telah berubah total. Agama yang mereka yakini kini menjadi agama mayoritas. Ini menunjukkan bahwa pengorbanan yang dilakukan demi menjaga kemurnian iman tidak pernah sia-sia di hadapan Allah SWT. Ayat 13 dan 14 menjadi landasan mengapa mereka layak mendapatkan pertolongan sebesar itu: karena iman mereka murni.
Fokus pada ayat-ayat yang menceritakan keteguhan mereka mengingatkan kita untuk selalu memperkuat ikatan kita dengan Allah, sebab hanya Dia yang mampu memberikan perlindungan sejati, baik dalam bentuk gua fisik maupun perlindungan spiritual dari fitnah zaman.