Surat Al-Kahfi (Gua) adalah salah satu surat penting dalam Al-Qur'an yang sering dibaca pada hari Jumat karena mengandung empat kisah besar yang menjadi pelajaran hidup. Salah satu kisah utamanya adalah Ashabul Kahfi (Para Pemuda Gua). Ayat 13 hingga 16 memberikan pengantar dramatis mengenai keputusan tegas mereka untuk meninggalkan kesesatan kaumnya demi menjaga keimanan mereka kepada Allah SWT.
Ayat-ayat ini menekankan betapa berharganya keyakinan murni, bahkan ketika harus menghadapi ancaman penganiayaan atau pemaksaan akidah dari penguasa zalim.
Berikut adalah teks Arab dan terjemahan dari ayat-ayat yang menjadi fokus pembahasan ini:
Ayat 13 adalah puncak dari keberanian mereka. Ketika mereka meninggalkan kesenangan duniawi dan ancaman penyembahan berhala demi mengikrarkan tauhid, respon pertama mereka bukanlah meminta perlindungan fisik semata, melainkan memohon rahmat dan petunjuk:
Permohonan ini mengajarkan kita bahwa di tengah krisis iman atau kesulitan hidup, senjata terbaik kita adalah doa yang memohon rahmat dan petunjuk yang benar, bukan sekadar solusi duniawi sesaat.
Allah SWT mengabulkan permohonan mereka dengan cara yang paling menakjubkan. Ayat 14 menjelaskan bahwa Allah menidurkan mereka selama ratusan tahun. Tidur panjang ini adalah mekanisme perlindungan alami dari keganasan rezim zalim di luar gua.
Ayat 15 kemudian menjelaskan tujuan dari tidur panjang tersebut: "agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung lama mereka berdiam." Ada dua tafsiran utama di sini:
Intinya, tidur ratusan tahun itu adalah mukjizat yang menegaskan bahwa bagi Allah, hitungan waktu manusia adalah relatif.
Ayat penutup ini memberikan status tertinggi bagi para pemuda tersebut. Allah menegaskan inti cerita mereka: "Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka."
Fokus narasi adalah pada iman mereka. Mereka adalah fityah (pemuda), sebuah kelompok usia yang biasanya rentan terhadap godaan duniawi, namun justru mereka memilih untuk mempertaruhkan segalanya demi tauhid. Karena keikhlasan dan keberanian iman ini, janji Allah ditepati:
"...dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka."
Tambahan petunjuk (hudan) ini adalah buah logis dari keimanan yang tulus. Ketika seseorang berani mengambil langkah penuh iman, Allah akan melengkapi langkah tersebut dengan bimbingan yang lebih jelas. Kisah Ashabul Kahfi adalah inspirasi abadi bahwa iman sejati, meski dimulai dari ketakutan dan kelemahan fisik, akan selalu dibalas dengan perlindungan, rahmat, dan penambahan petunjuk dari Yang Maha Kuasa.