Ayat ke-18 dari Surat Al-Kahfi ini melanjutkan narasi tentang Ashabul Kahfi (Para Pemilik Gua), sekelompok pemuda beriman yang menyelamatkan diri dari penindasan raja yang zalim dengan berlindung di sebuah gua. Ayat ini menjelaskan kondisi fisik mereka selama masa tidur panjang yang ajaib tersebut.
Frasa "Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri" (وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ) menunjukkan bahwa Allah SWT memelihara tubuh mereka dari pembusukan. Dalam tidur normal yang sangat lama, tubuh manusia akan membusuk atau mengalami luka tekan (dekubitus) akibat tekanan pada satu sisi tubuh. Dengan membolak-balikkan mereka, Allah menjaga kesegaran fisik mereka, menunjukkan kebesaran-Nya dalam menjaga hamba-hamba-Nya yang taat.
Disebutkan pula anjing mereka, yang disebut Raqim (atau Qitmir, menurut beberapa riwayat), yang juga ikut serta dalam perlindungan tersebut. Anjing itu menjulurkan kaki depannya di ambang pintu gua ("menjulurkan dua kakinya di muka gua"). Kehadiran anjing ini sering ditafsirkan sebagai penjaga alami, yang secara naluriah akan menghalangi siapa pun mendekati gua, sehingga rahasia mereka tetap terjaga.
Bagian terakhir ayat ini sangat mencolok: "Dan jika kamu menemui mereka, pasti kamu akan berpaling dari mereka dengan lari dan pasti kamu akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka." Ini bukan berarti mereka terlihat mengerikan, melainkan bahwa aura keagungan dan kekuasaan Allah yang melingkupi mereka begitu dahsyat. Siapa pun yang melihat mereka—bahkan Nabi Muhammad SAW, jika beliau sempat melihat mereka dalam keadaan tersebut—akan merasakan ketakutan yang luar biasa (ru'ban), sebagai tanda bahwa peristiwa yang mereka alami adalah mukjizat ilahi yang melampaui logika manusia biasa.
Ayat ini mengajarkan kita tentang kekuasaan Allah untuk memanipulasi waktu dan materi demi melindungi keimanan. Ini adalah penghiburan bagi orang-orang beriman bahwa kesetiaan kepada kebenaran akan selalu dijaga oleh Pemilik Semesta Alam, bahkan melalui cara-cara yang tak terduga dan menakjubkan.