Kedudukan Surat Al Lahab dalam Al-Qur'an

Ketika kita mempelajari mushaf Al-Qur'an, setiap surat memiliki posisi dan klasifikasi tersendiri. Salah satu surat yang sering kali menjadi perhatian karena konteks sejarah dan ancamannya adalah Surat Al Lahab. Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah: Surat Al Lahab tergolong surat apa dalam klasifikasi umum Al-Qur'an?

Visualisasi simbolis dari nyala api (Lahaab)

Klasifikasi Berdasarkan Tempat Turunnya

Secara umum, surat-surat dalam Al-Qur'an diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar berdasarkan waktu dan tempat turunnya, yaitu Makkiyah dan Madaniyah. Klasifikasi ini sangat penting karena menentukan konteks sosial, politik, dan spiritual saat ayat atau surat tersebut diwahyukan.

Mengenai pertanyaan surat Al Lahab tergolong surat apa, mayoritas ulama tafsir sepakat bahwa Surat Al Lahab (juga dikenal sebagai Surat Al-Masad) adalah surat yang tergolong Makkiyah. Surat ini diturunkan sebelum Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam hijrah ke Madinah.

Konteks Kenabian dan Abu Lahab

Penentuan status Makkiyah ini didasarkan pada latar belakang turunnya surat tersebut. Surat Al Lahab turun sebagai respons langsung terhadap permusuhan terbuka yang dilancarkan oleh salah satu paman Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Lahab, beserta istrinya, Ummu Jamil. Pada masa awal kenabian di Makkah, kaum Quraisy sering kali menggunakan kekerasan verbal dan ancaman fisik untuk menghentikan dakwah Islam.

Ayat-ayat awal surat ini secara spesifik mencela tindakan Abu Lahab yang secara terang-terangan menentang ajaran tauhid yang dibawa oleh keponakannya. Karena peristiwa ini terjadi pada fase dakwah Nabi di Makkah, klasifikasi Makkiyah menjadi sangat logis dan diterima secara luas dalam studi Ulumul Qur'an.

Struktur dan Fokus Surat Makkiyah

Surat-surat Makkiyah umumnya memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari surat Madaniyah. Ciri-ciri ini juga terlihat jelas pada Surat Al Lahab. Surat Makkiyah cenderung berfokus pada:

Fokus Al Lahab: Surat Al Lahab, meskipun singkat, mengandung tiga ayat pertama yang sangat tegas mengenai azab spesifik bagi penentang dakwah, yang merupakan ciri khas penekanan aqidah pada periode Makkah.

Berbeda dengan surat Madaniyah yang lebih banyak membahas tata kelola sosial, hukum waris, pernikahan, peperangan, dan pembentukan institusi masyarakat Islam (seperti yang ditemukan dalam Surat Al-Baqarah atau An-Nisa), Surat Al Lahab sepenuhnya berfokus pada teguran terhadap pendurhakaan pribadi dan konsekuensi akhiratnya. Oleh karena itu, dari sudut pandang tematik, surat Al Lahab tergolong surat yang sangat representatif dari periode awal kenabian.

Perbedaan Nama: Al Lahab dan Al Masad

Perlu dicatat bahwa surat ini memiliki dua nama yang populer. Nama "Al Lahab" diambil dari kata yang berarti nyala api, yang muncul di awal surat: "Tabbat yada Abi Lahabin wa tabbat" (Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan binasalah ia). Nama lainnya adalah "Al Masad" (serat atau tali sabut), yang diambil dari ayat terakhir yang menggambarkan jenis tali yang akan digunakan untuk mengikat istrinya di neraka. Kedua nama ini merujuk pada surat yang sama, yang memiliki tiga ayat dan tergolong Makkiyah.

Kesimpulannya, dalam kajian ilmu Al-Qur'an, Surat Al Lahab secara mutlak diklasifikasikan sebagai surat Makkiyah. Klasifikasi ini didukung oleh konteks sejarah turunnya surat tersebut sebagai tanggapan terhadap permusuhan di Makkah, serta kesesuaian tematiknya yang berfokus pada tauhid dan ancaman azab, yang merupakan ciri utama dari surat-surat yang turun pada fase awal penyebaran Islam. Memahami bahwa surat Al Lahab tergolong surat Makkiyah membantu kita menempatkannya dalam narasi besar perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW sebelum beliau hijrah.

Keindahan Al-Qur'an terletak pada bagaimana setiap surat, sekecil apapun, memiliki pesan universal yang relevan sepanjang masa, termasuk peringatan keras yang terkandung dalam Surat Al Lahab.

🏠 Homepage