Surat Al-Qadr (atau Al-Qadir) adalah salah satu surat terpendek dalam Al-Qur'an, namun menyimpan makna yang sangat mendalam dan agung. Surat ini turun untuk menjelaskan tentang keutamaan Lailatul Qadar (Malam Kemuliaan), malam di mana Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Meskipun keseluruhan surat ini singkat, fokus utama dari turunnya surat ini adalah untuk memberikan penekanan akan nilai spiritual yang terkandung dalam malam tersebut. Lailatul Qadar adalah malam yang dinanti-nantikan oleh miliaran umat Islam di seluruh dunia, karena pahala ibadah di malam itu setara dengan ibadah selama seribu bulan.
Ayat ketiga adalah inti penegasan mengenai keunggulan malam ini. Ayat ini menjadi bukti nyata betapa istimewanya malam di mana Al-Qur'an mulai menjadi petunjuk bagi umat manusia. Berikut adalah lafal, transliterasi, dan arti dari Surat Al-Qadr ayat 3:
Kalimat "lebih baik daripada seribu bulan" bukanlah sekadar perumpamaan sederhana. Seribu bulan kurang lebih setara dengan 83 tahun 4 bulan. Jika seseorang beribadah (shalat, puasa, zikir, membaca Al-Qur'an) dengan khusyuk pada satu malam Lailatul Qadar, maka pahala yang didapatkannya melebihi usia rata-rata manusia jika ia beribadah secara rutin selama 83 tahun penuh. Keunggulan ini menunjukkan bahwa kualitas ibadah pada malam tersebut jauh melampaui kuantitas waktu yang sangat panjang.
Ayat ini menekankan bahwa waktu yang diisi dengan ketaatan kepada Allah SWT memiliki nilai yang tidak bisa diukur dengan perhitungan duniawi biasa. Allah SWT memberikan kesempatan emas ini kepada umat Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk kasih sayang-Nya.
Untuk memahami sepenuhnya signifikansi Ayat 3, penting untuk melihat konteksnya dalam lima ayat Surat Al-Qadr secara keseluruhan. Surat ini menjelaskan tiga poin utama:
Kehadiran para malaikat yang turun membawa rahmat adalah salah satu penyebab utama mengapa malam itu penuh kedamaian dan keberkahan. Ketenangan (as-salam) ini dirasakan oleh orang-orang yang beribadah dengan ikhlas.
Ayat 3 menjadi motivasi terbesar bagi umat Islam untuk bersungguh-sungguh dalam mencari dan memanfaatkan Lailatul Qadar, yang menurut mayoritas ulama jatuh pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, khususnya pada malam-malam ganjil.
Menggali keutamaan malam ini berarti:
Kesimpulannya, Surat Al-Qadr, khususnya ayat ketiga, adalah pengingat abadi bahwa ada waktu-waktu tertentu dalam setahun yang nilainya sangat melampaui rentang waktu manusia biasa. Malam Qadar adalah anugerah yang menuntut umat Islam untuk menyambutnya dengan penuh persiapan spiritual dan ketaatan yang tulus, demi meraih kebaikan yang tak ternilai harganya.
Semoga kita semua diizinkan untuk berjumpa dan memanfaatkan keagungan Malam Lailatul Qadar.