Ketenangan Malam Al-Qadr

Ilustrasi visual malam kemuliaan Lailatul Qadar

Keagungan Surat Al-Qadr dan Maknanya

Surat Al-Qadr (An-Nisa') adalah salah satu surat terpendek dalam Al-Qur'an, namun memiliki bobot spiritual yang luar biasa besar. Terletak di penghujung mushaf, surat ini terdiri dari lima ayat pendek yang menjelaskan tentang malam yang lebih baik dari seribu bulan—Lailatul Qadar. Memahami teks Arab, transliterasi Latin, dan terjemahannya adalah kunci untuk menghayati keutamaan malam penuh rahmat ini.

Lailatul Qadar adalah malam di mana Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kemuliaannya tidak hanya terletak pada peristiwa penurunan wahyu, tetapi juga karena doa-doa yang dipanjatkan pada malam itu diyakini akan dikabulkan, dan amalan ibadah di dalamnya dilipatgandakan pahalanya hingga setara dengan beribadah selama lebih dari 83 tahun.

Teks Arab, Latin, dan Terjemahan Surat Al-Qadr

Berikut adalah penulisan lengkap Surat Al-Qadr (Surah ke-97) sesuai urutan ayat:

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ
Innaaa anzalnaahu fii lailatil-qadr
[1] Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan.
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ
Wa maaa adraaka maa lailatul-qadr
[2] Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Lailatul-qadri khairum min alfi syahr
[3] Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.
تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
Tatanazzalul-malaa'ikatu war-ruhu fiihaa bi'idzni Rabbihim min kulli amr
[4] Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya membawa semua urusan.
سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ
Salaamun hiya hattaa matla'il-fajr
[5] Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

Memahami Keutamaan yang Tersirat

Makna dari setiap ayat dalam surat ini saling menguatkan betapa istimewanya malam ini. Ayat pertama menegaskan bahwa Al-Qur'an, pedoman hidup umat Islam, diturunkan pada malam ini. Ini adalah penanda penting bahwa malam ini memiliki korelasi langsung dengan wahyu Ilahi.

Ayat kedua memberikan penekanan retoris. Ketika Allah bertanya, "Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?", ini menunjukkan bahwa kemuliaan tersebut berada di luar jangkauan pemahaman biasa manusia, sehingga memerlukan wahyu khusus untuk mengetahuinya.

Puncak dari surat ini adalah ayat ketiga: "Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan." Seribu bulan kira-kira setara dengan 83 tahun. Artinya, amal saleh yang dilakukan dalam satu malam ini nilainya melebihi ibadah rutin selama masa hidup manusia rata-rata. Keutamaan ini memotivasi umat Islam untuk berburu malam tersebut, yang diyakini berada di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil.

Ayat keempat menjelaskan adanya aktivitas surgawi yang besar terjadi di bumi pada malam itu. Malaikat turun beramai-ramai, dipimpin oleh Ruh (Malaikat Jibril), membawa ketetapan dan rahmat dari Allah untuk segala urusan kehidupan umat manusia selama setahun ke depan. Kehadiran mereka membawa berkah dan ketenangan.

Terakhir, ayat kelima menutup dengan deskripsi suasana malam tersebut: "Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." Kata 'salam' (kesejahteraan/damai) menunjukkan bahwa malam Lailatul Qadar bebas dari segala kesulitan, bencana, dan gangguan setan. Seluruh malam tersebut dipenuhi dengan kedamaian surgawi, baik bagi mereka yang beribadah maupun bagi alam semesta secara umum, hingga waktu fajar tiba.

Pencarian Spiritual di Bulan Ramadan

Karena lokasi pasti Lailatul Qadar dirahasiakan oleh Allah SWT, hal ini mengajarkan umat Islam untuk senantiasa meningkatkan kualitas ibadah sepanjang waktu, khususnya di sepuluh hari terakhir Ramadan. Ritual utama yang dianjurkan adalah shalat malam (qiyamul lail), memperbanyak doa dan munajat, berzikir, serta membaca dan mentadabburi Al-Qur'an. Surat Al-Qadr mengingatkan kita bahwa kemuliaan sejati tidak diukur dari durasi, tetapi dari kualitas pengabdian di saat-saat yang paling ditentukan oleh Allah SWT.

Dengan membaca dan memahami Surat Al-Qadr, kita diingatkan bahwa peluang emas untuk meraih ampunan dan pahala luar biasa selalu ada dalam ketetapan-Nya, menanti kesungguhan hati kita dalam mencari keridaan-Nya.

🏠 Homepage