Sholat adalah tiang agama dan merupakan ibadah wajib bagi setiap Muslim. Dalam pelaksanaannya, membaca ayat-ayat Al-Qur'an adalah rukun yang tidak terpisahkan, terutama pada rakaat pertama dan kedua. Bagi banyak orang, terutama yang baru memulai atau memiliki hafalan terbatas, mengandalkan surat-surat pendek dari Juz 'Amma (juz terakhir Al-Qur'an) adalah solusi praktis dan penuh berkah.
Ilustrasi: Kekhusyuan saat membaca Al-Qur'an dalam sholat.
Membaca Al-Qur'an dalam sholat (selain Al-Fatihah yang wajib dibaca di setiap rakaat) bertujuan untuk menambah kedalaman spiritual dan meraih pahala lebih. Meskipun membaca surat tambahan bersifat sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) dalam tata cara sholat sunnah rawatib atau sholat wajib tertentu, keberadaannya sangat dianjurkan untuk menyempurnakan kekhusyuan.
Ketika kita membaca ayat-ayat yang kita hafal, hati kita cenderung lebih terhubung dengan makna yang disampaikan. Hafalan surat pendek sering kali menjadi jembatan utama menuju koneksi ini, karena kita tidak perlu terlalu fokus pada proses membaca teks, melainkan bisa lebih meresapi maknanya.
Surat-surat pendek yang paling sering diamalkan dan sangat dianjurkan untuk dihafal adalah surat-surat yang berada di akhir Al-Qur'an. Selain pendek dan mudah dihafal, maknanya seringkali menyentuh dasar-dasar tauhid, kebesaran Allah, dan peringatan Hari Akhir.
Keterbatasan waktu sering menjadi kendala utama dalam menghafal. Namun, dengan niat yang tulus dan metode yang tepat, surat pendek bisa dikuasai dengan cepat.
1. Fokus pada Makna: Sebelum menghafal lafadz Arabnya, pahami terjemahan dan tafsir singkatnya. Ketika Anda mengerti apa yang Anda ucapkan, hafalan akan lebih melekat karena ada koneksi emosional.
2. Metode Pengulangan Bertahap: Mulailah dengan satu ayat, ulangi hingga lancar, baru tambahkan ayat berikutnya. Setelah satu surat selesai, ulangi keseluruhan surat tersebut minimal 10 kali sebelum berpindah ke surat lain.
3. Manfaatkan Waktu Tunggu: Gunakan waktu luang seperti saat menunggu (di kendaraan, antrian) untuk mengulang bacaan. Otak kita merekam lebih baik saat dalam kondisi rileks namun fokus.
4. Praktikkan dalam Sholat Tahajjud atau Witir: Sholat malam (Tahajjud atau Witir) adalah saat terbaik untuk menguji hafalan baru. Karena tidak terburu-buru seperti sholat wajib fardhu, Anda memiliki ruang lebih untuk memastikan bacaan benar.
5. Dengar Rekaman (Murottal): Dengarkan bacaan surat tersebut dari qari favorit Anda berulang kali. Meniru irama dan tajwid akan sangat membantu proses menghafal.
Dalam sholat wajib lima waktu, membaca surat setelah Al-Fatihah pada rakaat pertama dan kedua adalah sunnah. Meskipun banyak orang cenderung membaca surat yang sama (misalnya Al-Ikhlas) di setiap rakaat, idealnya kita berusaha membaca surat yang berbeda untuk mendapatkan variasi pahala dan melatih ingatan.
Contoh praktik umum yang sering dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah membaca surat yang relatif pendek, yang menunjukkan bahwa keringanan dalam hal ini tetap menjaga kesempurnaan ibadah. Surat-surat ini bukan hanya pengisi waktu, melainkan ladang pahala tambahan yang mudah kita raih setiap hari.
Menguasai surat pendek adalah investasi spiritual jangka panjang. Ini memastikan bahwa ibadah sholat kita, meskipun mungkin dilakukan saat kita sedang terburu-buru atau lelah, tetap mengandung kekayaan bacaan yang mendalam dari Kalamullah.