Surat Al-Kahfi, yang berarti "Gua," adalah salah satu surat terpanjang dalam Al-Qur'an, terdiri dari 110 ayat. Keistimewaannya sangat besar, terutama kaitannya dengan petunjuk dan perlindungan dari fitnah duniawi.
Ilustrasi simbolis gua dan cahaya Al-Kahfi.
Umat Muslim sangat dianjurkan untuk membaca Surat Al-Kahfi, terutama pada hari Jumat. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa membacanya akan memberikan cahaya (nur) yang memancar dari bawah kakinya hingga ke puncak langit, dan cahaya itu akan menyinarinya hingga hari kiamat.
Keutamaan ini bukan hanya tentang pahala semata, tetapi juga perlindungan spiritual. Surat ini mengandung empat kisah besar yang berfungsi sebagai peringatan keras terhadap empat jenis fitnah terbesar yang akan dihadapi manusia sepanjang sejarah, bahkan hingga akhir zaman.
Surat Al-Kahfi disusun secara harmonis untuk mengedukasi pembaca tentang jebakan dunia. Keempat kisah utama tersebut adalah:
Kisah ini mengajarkan tentang keteguhan iman di tengah tekanan akidah. Sekelompok pemuda yang hidup di zaman kekafiran memilih meninggalkan kenyamanan duniawi demi mempertahankan keyakinan mereka kepada Allah SWT. Mereka tertidur selama ratusan tahun, menunjukkan bahwa perlindungan Allah SWT jauh melampaui batas waktu dan pemahaman manusia. Pelajaran utamanya adalah kesetiaan pada tauhid (keesaan Allah).
Kisah ini menyoroti bahaya fitnah harta dan kekayaan. Seorang kaya yang membanggakan hasil panennya dan meremehkan hari kebangkitan, akhirnya kehilangan semua hartanya akibat bencana. Pesan mendalamnya adalah bahwa segala kenikmatan duniawi bersifat sementara dan fana. Kekayaan seharusnya disalurkan untuk kebaikan, bukan untuk kesombongan.
Ini adalah pelajaran tentang batasan ilmu manusia dan pentingnya kesabaran. Nabi Musa, seorang rasul besar, diuji kesabarannya ketika ia tidak memahami hikmah di balik tindakan Khidir yang tampak kontradiktif (melubangi perahu, membunuh seorang anak, dan memperbaiki tembok yang hampir roboh). Kisah ini mengajarkan bahwa di balik setiap kejadian, bahkan yang tampak buruk, terdapat kebijaksanaan dan rencana ilahi yang maha luas yang tidak dapat dijangkau oleh akal manusia.
Dzulqarnain adalah penguasa yang kuat yang melakukan perjalanan ke timur dan barat. Ia dianugerahi kekuatan dan alat untuk menaklukkan banyak wilayah. Namun, ia selalu ingat bahwa kekuatannya adalah titipan dari Allah, bukan miliknya pribadi. Ia menggunakannya untuk menegakkan keadilan dan membantu yang lemah, seperti ketika ia membangun tembok besar untuk melindungi kaum dari gangguan Ya’juj dan Ma’juj. Pelajarannya adalah bahwa kekuasaan dan pengaruh harus digunakan untuk kebaikan dan ketaatan kepada Tuhan.
Menjelang akhir surat, Allah SWT memberikan pengingat yang tegas tentang kepastian Hari Kiamat. Surat ditutup dengan penegasan bahwa orang yang beriman dan beramal saleh akan mendapatkan balasan surga yang kekal, tempat mereka akan menikmati kemuliaan abadi tanpa kekhawatiran.
Oleh karena itu, menghidupkan amalan membaca surat Al-Kahfi setiap Jumat adalah cara efektif untuk memelihara hati kita dari kegelapan fitnah dunia, serta memohon rahmat dan cahaya-Nya hingga kita kembali kepada-Nya.