Surat Al-Lahab (Api yang Menyala)

🔥 Ilustrasi Api Menyala

Berikut adalah teks Latin (transliterasi) lengkap dari Surat Al-Lahab (Masad), beserta penjelasan singkat.

Teks Latin Surat Al-Lahab

1. Tabbat yadaa Abi Lahabinw wamatab.
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
2. Maa aghna 'anhu maaluhu wama kasab.
مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ
3. Sayaslaa naaran lahaba.
سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
4. Wamra'atuhu hammaalatal hatab.
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
5. Fii jiidihaa hablum mim masad.
فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ

Konteks dan Penjelasan Singkat

Surat Al-Lahab, yang juga dikenal dengan nama Al-Masad, adalah surat ke-111 dalam Al-Qur'an. Surat ini tergolong Makkiyah dan merupakan surat terpendek kedua setelah Al-Kautsar, hanya terdiri dari lima ayat pendek. Nama Al-Lahab sendiri berarti "Api yang Menyala," merujuk pada ancaman yang ditujukan kepada Abu Lahab.

Surat ini memiliki latar belakang sejarah yang sangat spesifik, yaitu mengenai paman Nabi Muhammad SAW, Abu Lahab bin Abdul Muthalib, beserta istrinya, Ummu Jamil. Abu Lahab adalah salah satu penentang paling keras dan musuh bebuyutan Nabi Muhammad SAW sejak awal dakwah Islam. Ketika Nabi Muhammad SAW mulai berdakwah secara terbuka dan mengumpulkan kaum kerabatnya untuk mengingatkan mereka tentang hari kiamat, Abu Lahab adalah orang pertama yang menentang dengan kasar.

Makna Ayat per Ayat (Transliterasi)

Ayat 1: Tabbat yadaa Abi Lahabinw wamatab.

Celakalah kedua tangan Abu Lahab dan celakalah dia. Ayat ini adalah kutukan langsung yang menyatakan kehancuran bagi Abu Lahab karena penolakannya yang terang-terangan terhadap risalah kenabian. Kata "Tabbat" mengandung makna kerugian besar dan kebinasaan total.

Ayat 2: Maa aghna 'anhu maaluhu wama kasab.

Hartanya dan apa yang telah diusahakannya (anak-anaknya dan pengikutnya) tidak akan berguna baginya sedikit pun. Meskipun Abu Lahab adalah salah satu orang Quraisy yang sangat kaya dan berpengaruh, kekayaan tersebut sama sekali tidak memberinya perlindungan dari azab Allah.

Ayat 3: Sayaslaa naaran lahaba.

Ia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (api neraka yang menyala-nyala). Ayat ini menegaskan tempat kembali Abu Lahab, yaitu neraka yang apinya dahsyat.

Ayat 4: Wamra'atuhu hammaalatal hatab.

Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Istri Abu Lahab, Ummu Jamil, dikenal karena kebenciannya yang sama besarnya. Ia bahkan sering menghina Nabi dan menyebarkan duri di jalan yang akan dilalui Nabi.

Ayat 5: Fii jiidihaa hablum mim masad.

Di lehernya ada tali (disekitar lehernya) dari sabut (tali kasar yang terbuat dari serat pohon)." Deskripsi ini sering diartikan bahwa pada hari kiamat, Ummu Jamil akan membawa kayu bakar untuk menambah siksa suaminya di neraka, dan tali dari sabut tersebut digunakan untuk mengikatnya. Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang menyakiti Nabi karena kekuasaan duniawi akan menghadapi penghinaan abadi.

Pelajaran dari Al-Lahab

Surat Al-Lahab memberikan pelajaran penting tentang konsekuensi dari permusuhan terhadap kebenaran. Meskipun ditujukan kepada individu spesifik, maknanya universal: kesombongan, penolakan terhadap wahyu, dan penggunaan harta benda untuk menentang ajaran Allah akan berujung pada kerugian kekal. Ayat ini menunjukkan bahwa pertolongan Allah terjamin bagi hamba-Nya, sementara para penentang utama akan menerima balasan yang setimpal, terlepas dari status sosial atau kekayaan mereka di dunia. Ini adalah peringatan keras bagi siapa pun yang menjadikan kebencian dan permusuhan sebagai jalan hidup mereka dalam berinteraksi dengan ajaran agama.

Keistimewaan surat ini adalah bahwa ia turun untuk menanggapi penghinaan langsung terhadap Rasulullah SAW, dan ayat-ayatnya tetap relevan sebagai peringatan abadi mengenai bahaya kesombongan spiritual dan keangkuhan terhadap dakwah tauhid. Bahkan setelah kematian Abu Lahab, surat ini terus dibaca sebagai pengingat bahwa tidak ada seorang pun yang kebal dari keadilan ilahi.

🏠 Homepage