Surat Al-Fatihah, yang berarti "Pembukaan", adalah surat pertama dalam urutan mushaf Al-Qur'an dan memiliki posisi yang sangat sentral dalam Islam. Surat yang terdiri dari tujuh ayat ini dikenal juga dengan berbagai nama lain seperti Ummul Kitab (Induk Kitab), Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an), As-Sab'ul Matsani (Tujuh Ayat yang Diulang-ulang), dan Asy-Syifa' (Obat). Keistimewaannya terletak pada fungsinya sebagai rukun shalat; tanpa membacanya, shalat seseorang dianggap tidak sah. Oleh karena itu, menguasai cara tulis Surat Al-Fatihah dengan benar, baik dalam bahasa Arab, transliterasi Latin, maupun terjemahannya, adalah suatu keharusan bagi setiap Muslim.
Panduan ini bertujuan membantu Anda dalam proses menulis ulang (mengekspresikan) ayat-ayat Al-Fatihah dengan akurasi yang memadai, meskipun dalam konteks digital, kita lebih sering menuliskannya secara mengetik. Kehati-hatian dalam menulis setiap huruf adalah bentuk penghormatan terhadap teks suci ini.
Berikut adalah penulisan lengkap Surat Al-Fatihah, ayat per ayat, mencakup teks Arab (yang idealnya harus diketik menggunakan font Arab yang mendukung), transliterasi (cara baca Latin), dan terjemahan bahasa Indonesianya.
Ketika Anda berhasrat untuk tulis surat Al-Fatihah dalam format digital, terutama untuk keperluan belajar atau dokumentasi pribadi, ada beberapa hal teknis yang perlu diperhatikan agar hasil penulisan tetap akurat dan terbaca dengan benar:
Ulama sepakat bahwa membaca Al-Fatihah dalam setiap rakaat shalat fardhu dan sunnah adalah wajib. Ini mengukuhkan kembali hubungan langsung antara hamba dengan Tuhannya. Setiap ayat dalam surat ini adalah bentuk dialog. Ketika seorang makmum (yang mengikuti imam) membaca Al-Fatihah, ia seolah-olah menjawab pujian Allah di ayat kedua dan memohon petunjuk di ayat keenam. Karena itulah, surat ini dijuluki As-Sab'ul Matsani (Tujuh Ayat yang Diulang-ulang), karena ia dibaca berulang kali dalam setiap sesi shalat kita.
Proses memahami dan menulis ulang surat ini bukan sekadar latihan mekanis, melainkan sarana tadabbur (perenungan mendalam) terhadap makna-makna agung yang terkandung di dalamnya: pengenalan terhadap keesaan Allah (Tauhid), pengakuan atas kuasa-Nya (Malik Yawmid-Dīn), dan permintaan petunjuk yang berkelanjutan.