Tulisan Lengkap Surah Al Insyirah (Asy-Syarh)

Surah Al Insyirah, atau yang juga dikenal dengan nama Asy-Syarh (Pembentangan), adalah surah ke-94 dalam urutan mushaf Al-Qur'an. Surah ini tergolong Makkiyah dan terdiri dari 8 ayat pendek yang penuh makna optimisme, penghiburan, dan janji kemudahan dari Allah SWT bagi hamba-Nya yang bersabar dan teguh dalam ketaatan.

Ilustrasi Pembukaan Hati dan Jalan Kemudahan Gambar ini menampilkan siluet seseorang yang dadanya terbuka dengan cahaya lembut memancar darinya, di atasnya terdapat jalur yang cerah dan lapang.

Tulisan Lengkap Surah Al Insyirah (8 Ayat)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
Alam nasrah laka sadrak
1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?
وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ
Wa wada’na ‘anka wizrak
2. Dan Kami telah meringankan dari padamu bebanmu,
الَّذِي أَنقَضَ ظَهْرَكَ
Allazi anqada dhahrak
3. Yang telah memberatkan punggungmu,
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
Wa rafa’na laka zikrak
4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)-mu.
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Fa inna ma’al ‘usri yusra
5. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Inna ma’al ‘usri yusra
6. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ
Fa iza faraghta fansab
7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَب
Wa ila rabbika farghab
8. Maka bersungguh-sungguhlah (untuk beribadah) kepada Tuhanmu.

Kandungan dan Makna Mendalam Surah Al Insyirah

Surah Al Insyirah adalah surat yang turun sebagai bentuk penghiburan ilahi kepada Nabi Muhammad SAW di masa-masa awal dakwah yang penuh tantangan. Ayat pertama hingga keempat adalah janji langsung dari Allah mengenai tiga karunia besar yang telah diberikan kepada Rasulullah, yang secara simbolis mencerminkan bagaimana Allah SWT akan selalu menjaga dan mengangkat derajat para hamba-Nya yang berusaha keras di jalan kebenaran.

1. Pelapangan Dada (Syrah)

"Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?" (Ayat 1) Ini merujuk pada peristiwa agung di mana dada Nabi Muhammad SAW dibedah dan dibersihkan dari segala kegelisahan, keraguan, serta kotoran hati, mempersiapkan beliau untuk mengemban risalah kenabian yang sangat berat. Bagi umatnya, ini adalah pengingat bahwa setiap kesulitan spiritual atau emosional dapat diatasi dengan memohon pelapangan hati kepada Allah.

2. Peringanan Beban (Wazr)

"Dan Kami telah meringankan dari padamu bebanmu, yang telah memberatkan punggungmu" (Ayat 2-3). Beban ini ditafsirkan sebagai beban dosa masa lalu (yang telah diampuni), beban tugas kenabian, atau tekanan psikologis dari penolakan kaum Quraisy. Allah menegaskan bahwa beban yang terasa sangat berat itu telah diangkat. Ini memberikan optimisme bahwa setiap beban berat dalam hidup kita, selama kita berada di jalan ketaatan, akan diringankan oleh-Nya.

3. Pengangkatan Derajat dan Nama Baik

"Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)-mu." (Ayat 4). Nama Nabi Muhammad SAW diangkat hingga disandingkan dengan nama Allah dalam syahadat. Hal ini merupakan kemuliaan yang abadi. Dalam konteks umum, ini adalah janji bahwa amal saleh dan perjuangan yang dilakukan dengan tulus akan dikenang dan ditinggikan nilainya di sisi Allah dan manusia.

Janji Kemudahan yang Berulang

Pusat dari surah ini terletak pada ayat 5 dan 6: "Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." Pengulangan kalimat ini (ta'kid) menekankan janji Allah dengan sangat kuat. Ini bukan janji bahwa kesulitan akan segera hilang, melainkan janji bahwa kemudahan selalu menyertai kesulitan tersebut—seolah-olah mereka adalah sepasang kekasih yang tak terpisahkan. Dalam setiap kesulitan, tersimpan benih kemudahan yang akan muncul setelah kita melalui ujian tersebut dengan sabar.

Perintah untuk Berikhtiar dan Berdoa

Dua ayat terakhir memberikan instruksi praktis. Setelah Allah memberikan semua anugerah dan janji kemudahan, manusia diperintahkan untuk tidak berdiam diri. "Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), maka bersungguh-sungguhlah (untuk beribadah) kepada Tuhanmu." (Ayat 7-8). Ini mengajarkan konsep keseimbangan: ketika satu urusan dunia selesai, segera alihkan fokus untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah (berdoa, berzikir, dan beramal). Setelah berjuang keras, puncak dari ibadah adalah 'berpaling sepenuh hati' (فَارْغَب) hanya kepada Rabb semesta alam.

Surah Al Insyirah adalah sumber ketenangan spiritual yang tak ternilai, menegaskan bahwa di balik kegelapan dan kesulitan hidup, Allah telah menyiapkan jalan keluar dan kemuliaan bagi mereka yang teguh dalam keimanan dan selalu mengharapkan pertolongan-Nya.

🏠 Homepage