Surat Al-Fatihah, yang berarti "Pembukaan", adalah surat pertama dalam Al-Qur'an dan merupakan rukun utama dalam setiap shalat umat Islam. Membaca surat ini dengan **tulisan yang benar**—baik dari segi harakat, tajwid, maupun urutan ayat—sangatlah penting karena mengandung pujian tertinggi kepada Allah SWT.
Banyak perbedaan dalam penulisan khat (tulisan Arab) antar mushaf, namun prinsip dasar bacaan dan penempatan huruf haruslah konsisten. Berikut adalah pemaparan lengkap mengenai penulisan yang diakui secara umum, beserta transliterasi dan terjemahannya.
Berikut adalah penulisan ayat demi ayat. Perhatikan penempatan hamzah, tasydid (w), dan harakat panjang (mad).
Kesalahan penulisan dalam Al-Fatihah dapat berimplikasi pada perubahan makna (tafsir) atau bahkan batalnya shalat jika terjadi kesalahan fatal pada huruf yang mengubah arti. Misalnya, perbedaan antara *al-mālik* (Raja) dengan *al-malik* (Pemilik) di ayat keempat, meskipun dalam konteks Al-Fatihah kedua bacaan ini sah dan memiliki makna yang saling melengkapi, namun keakuratan penulisan harakat dan huruf sangat krusial untuk menghindari keraguan.
Surat ini dinamakan Al-Fatihah karena memang berfungsi sebagai pembuka. Dalam shalat, ia adalah pembuka segala bacaan, dan secara umum, ia adalah pembuka kitab suci Al-Qur'an. Keistimewaannya tidak hanya terletak pada teksnya yang padat makna, tetapi juga pada penempatannya yang fundamental.
Para ulama menjelaskan bahwa setiap ayat dalam Al-Fatihah memiliki peran spesifik. Ayat 1-3 adalah pujian kepada Allah SWT, ayat 4 adalah penegasan kekuasaan-Nya, sementara ayat 5-7 adalah permohonan dan pengakuan seorang hamba kepada Rabb-nya. Struktur ini menjadikannya doa yang paling sempurna dan komprehensif bagi seorang Muslim.
Oleh karena itu, ketika kita menulis atau membaca Al-Fatihah, kita tidak hanya menyalin huruf, tetapi kita sedang merangkai inti dari tauhid dan permohonan ampunan. Memastikan **tulisan surat Al-Fatihah yang benar** adalah langkah awal untuk menghayati kedudukannya yang mulia dalam ibadah kita sehari-hari.
Selalu disarankan untuk merujuk pada mushaf standar yang telah dikaji oleh para ahli qiraat untuk memastikan akurasi bacaan dan penulisan, terutama jika Anda mempelajari metode bacaan tertentu (riwayat).