1 Simbol Keesaan dan Ketuhanan

Surat Al-Ikhlas (Keikhlasan) Beserta Terjemahan

Surat Al-Ikhlas adalah surat ke-112 dalam Al-Qur'an, terdiri dari empat ayat yang menjelaskan tentang tauhid (keesaan Allah).

Teks Arab dan Terjemahan

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ 1
Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa."
اللَّهُ الصَّمَدُ 2
"Allah adalah Tuhan yang Maha Dibutuhkan (tempat meminta segala sesuatu)."
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ 3
"(Dia) tidak beranak dan tiada pula diperanakkan."
وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌ 4
"Dan tiada seorang pun yang setara dengan Dia."

Fadhilah dan Kedudukan Surat Al-Ikhlas

Surat Al-Ikhlas memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam Islam. Nabi Muhammad ﷺ bersabda bahwa surat ini setara dengan sepertiga Al-Qur'an. Kedudukan ini bukan berarti bahwa membacanya menggantikan sepertiga bacaan Al-Qur'an secara keseluruhan dalam pahala, melainkan karena kandungan maknanya yang padat dan mendalam mengenai hakikat tauhid, yaitu keesaan Allah SWT. Surat ini adalah penjelas murni tentang siapa Allah itu, tanpa dikaitkan dengan sifat makhluk atau perbandingan apapun.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa yang membaca surat Al-Ikhlas sepuluh kali, maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah istana di surga." Fadhilah ini menunjukkan betapa pentingnya pengakuan dan penegasan keesaan Allah SWT dalam hati seorang mukmin. Keikhlasan (Al-Ikhlas) itu sendiri berarti memurnikan amal perbuatan hanya untuk mencari keridhaan Allah, tanpa dicampuri oleh motif duniawi atau pujian manusia.

Penjelasan Ayat per Ayat

**Ayat pertama (Qul Huwallahu Ahad):** Ini adalah perintah untuk menyatakan keesaan Allah secara mutlak. Kata "Ahad" (Satu/Tunggal) menegaskan bahwa Allah tidak tersusun dari bagian-bagian, berbeda dengan segala sesuatu yang diciptakan yang pasti tersusun dan memiliki bagian-bagian.

**Ayat kedua (Allahu Ash-Shamad):** Ash-Shamad adalah asma'ul husna yang memiliki makna yang sangat luas. Ia berarti Yang Maha Tempat Bergantung, tempat semua makhluk bergantung dalam memenuhi segala kebutuhan mereka, baik kebutuhan jasmani maupun rohani. Dia adalah sumber dari segala kemandirian dan pemenuhan.

**Ayat ketiga (Lam Yalid wa Lam Yuulad):** Ayat ini meniadakan segala bentuk perbandingan dan kesamaan dengan makhluk ciptaan-Nya. Allah tidak beranak, sehingga tidak ada keturunan. Dan Allah tidak diperanakkan, sehingga Dia tidak memiliki orang tua atau asal mula eksistensi dari sesuatu yang lain. Ini adalah bantahan tegas terhadap keyakinan musyrikin atau klaim sebagian agama lain yang menyematkan sifat keturunan kepada Tuhan.

**Ayat keempat (Wa Lam Yakullahu Kufuwan Ahad):** Ini adalah penutup yang menegaskan keunikan Allah. "Kufuwan" berarti setara atau sebanding. Tidak ada satu pun entitas, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, yang memiliki kesamaan, sifat, atau derajat yang setara dengan keagungan Allah SWT. Dengan demikian, Al-Ikhlas adalah pondasi aqidah Islam yang ringkas namun padat, menjamin pemahaman yang benar tentang esensi Tuhan yang disembah.

🏠 Homepage