Surat Al-Fil (الفيل), yang berarti "Gajah", adalah surat ke-105 dalam urutan mushaf Al-Qur'an. Surat ini tergolong pendek, hanya terdiri dari lima ayat, namun menyimpan narasi historis yang sangat penting mengenai salah satu mukjizat pertolongan Allah SWT kepada kaum Quraisy (yang saat itu belum beriman sepenuhnya) melalui perlindungan Baitullah (Ka'bah) dari kehancuran oleh pasukan Raja Abrahah dari Yaman.
Setiap ayat dalam surat ini memiliki bobot makna yang dalam. Fokus utama artikel ini adalah menguraikan secara spesifik dan mendalam mengenai **terjemahan surat Al-Fil ayat ke 3**.
Sebelum membahas ayat ketiga, penting untuk meninjau keseluruhan teks aslinya agar konteksnya utuh:
1. أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ 1
2. أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ 2
3. وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ 3
4. تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ 4
5. فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍ 5
Ayat ketiga adalah puncak dari peristiwa dramatis yang dikisahkan. Ayat ini menjelaskan bagaimana Allah SWT mengirimkan bala bantuan yang tidak terduga untuk menggagalkan rencana besar Abrahah.
Teks Arab Ayat 3:
Terjemahan Resmi Kemenag RI:
"dan Dia mengirimkan kepada mereka burung-burung yang berbondong-bondong (Ababil),"
Frasa kunci dalam ayat ini adalah "Thairan Ababīl" (طَيْرًا أَبَابِيلَ). Kata "Thairan" berarti burung. Namun, kata "Ababīl" inilah yang memberikan dimensi khusus pada ayat tersebut. Meskipun para mufassir memiliki sedikit perbedaan interpretasi mengenai bentuk persis burung tersebut, kesepakatan umum menunjukkan:
Perintah Allah SWT melalui pengiriman "Thairan Ababīl" ini menunjukkan bahwa pertolongan Allah tidak selalu datang dalam bentuk kekuatan militer yang setara, melainkan seringkali melalui sarana yang paling sederhana namun paling efektif menurut kehendak-Nya. Ini adalah pelajaran tentang ketergantungan penuh (tawakkal) kepada Sang Pencipta.
Untuk memahami mengapa pengiriman burung-burung ini begitu krusial, kita perlu melihat ayat sebelumnya dan sesudahnya:
Jadi, terjemahan surat Al-Fil ayat ke 3—"dan Dia mengirimkan kepada mereka burung-burung yang berbondong-bondong"—adalah langkah intervensi ilahi yang secara spesifik dikirimkan untuk melaksanakan vonis yang dijanjikan pada ayat kedua, yaitu menghancurkan pasukan gajah tersebut dengan cara yang ajaib dan memalukan bagi kaum musyrikin Mekah yang saat itu belum memeluk Islam.
Kisah ini, yang diawali dengan pertanyaan retoris di ayat pertama dan diakhiri dengan kehancuran total di ayat kelima, menjadi penanda penting bagi sejarah kenabian Muhammad SAW, karena peristiwa ini terjadi sekitar tahun kelahiran beliau. Perlindungan Ka'bah melalui ayat-ayat ini adalah bukti nyata penjagaan Allah terhadap Baitullah jauh sebelum Islam tersebar luas. Ketika orang-orang Quraisy sombong karena mereka adalah penjaga Ka'bah, Allah menunjukkan bahwa penjagaan sejati adalah milik-Nya. Kisah ini mengukuhkan kedudukan Mekah dan Ka'bah sebagai tempat yang dilindungi secara supranatural.
Kesimpulannya, terjemahan ayat ketiga secara lugas menjelaskan mekanisme pertolongan ilahi: pengiriman pasukan bersayap yang tak terduga untuk menghentikan invasi besar. Kisah ini abadi dalam Al-Qur'an sebagai simbol bahwa tidak ada kekuatan di bumi yang dapat menandingi kehendak dan pertolongan Allah SWT.