Shalat Dhuha adalah ibadah sunnah muakkad (sangat dianjurkan) yang dikerjakan pada waktu pagi setelah matahari terbit hingga sebelum waktu Dzuhur. Waktu pelaksanaannya sangat spesifik, yaitu ketika panas matahari mulai meninggi. Dalam banyak riwayat, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sering menganjurkan umatnya untuk menjaga shalat ini karena keutamaan besar yang terkandung di dalamnya.
Mengerjakan shalat Dhuha tidak hanya menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga mengandung janji pahala yang luar biasa, termasuk penghapusan dosa dan kecukupan rezeki. Shalat ini merupakan bentuk syukur atas nikmat pagi hari yang Allah anugerahkan kepada kita.
Keutamaan shalat Dhuha telah disebutkan dalam berbagai hadits shahih. Salah satu janji yang paling menarik adalah pahala yang setara dengan pahala haji dan umrah. Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa yang mengerjakan shalat Dhuha sebanyak dua rakaat, maka tidak akan dicatat sebagai orang yang lalai. Barangsiapa mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka akan dicatat sebagai orang yang rajin beribadah. Dan barangsiapa mengerjakannya sebanyak dua belas rakaat, maka Allah akan membuatkan baginya istana di surga." (HR. Tirmidzi).
Selain itu, shalat Dhuha juga menjadi penopang rezeki. Banyak ulama menganjurkan amalan ini sebagai ikhtiar spiritual agar Allah melapangkan pintu rezeki. Ini sejalan dengan firman Allah yang menunjukkan bahwa rezeki harus dicari, dan usaha spiritual adalah bagian penting dari proses tersebut.
Shalat Dhuha minimal dikerjakan sebanyak dua rakaat dan maksimal dua belas rakaat. Jika dikerjakan empat, enam, delapan, atau dua belas rakaat, maka dikerjakan dengan salam setiap dua rakaat.
Waktu terbaik pelaksanaan shalat Dhuha seringkali jatuh sekitar pukul 9 atau 10 pagi, ketika energi matahari sedang kuat-kuatnya, yang secara simbolis juga menggambarkan energi positif bagi kehidupan.
Setelah menyelesaikan shalat Dhuha, dianjurkan untuk membaca doa khusus yang memiliki keutamaan memohon kelapangan rezeki dan ampunan. Doa ini adalah inti dari amalan Dhuha yang banyak dicari umat Islam.
اللَّهُمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاؤُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاؤُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
Allaahumma innadh dhuhaa’a dhuhaa’uk, wal bahaa’a bahaa’uk, wal jamaala jamaaluk, wal quwwata quwwatuk, wal qudrata qudratuk, wal ‘ishmata ‘ishmatuk.
Artinya:
"Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, keelokan adalah keelokan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu."
اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِي مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ
Allaahumma in kaana rizqii fis samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assaran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu, wa in kaana ba’iidan fa qarrabhu, bi haqqi dhuhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa aatayta ‘ibaadakas shaalihiin.
Artinya:
"Ya Allah, jika rezekiku ada di langit, maka turunkanlah. Jika ada di bumi, maka keluarkanlah. Jika sulit, maka mudahkanlah. Jika haram, maka sucikanlah. Jika jauh, maka dekatkanlah. Dengan kebenaran waktu dhuha-Mu, keindahan-Mu, keelokan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, berikanlah aku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih."
Membaca doa ini dengan penuh penghayatan dan keyakinan penuh kepada Allah SWT adalah kunci utama dalam mengharapkan kemakmuran dan keberkahan dalam setiap langkah hidup.