Panduan Lengkap Bacaan Iqomah yang Benar Sesuai Sunnah

Ilustrasi Masjid dan Waktu Shalat Gambar ilustrasi sederhana berupa siluet masjid dengan latar belakang matahari terbit/terbenam dan jam dinding sebagai simbol waktu.

Iqomah adalah seruan kedua yang dikumandangkan setelah adzan, menandakan bahwa shalat berjamaah akan segera dimulai. Jika adzan berfungsi sebagai undangan untuk mempersiapkan diri, maka iqomah adalah aba-aba bahwa shalat akan segera ditegakkan. Pelaksanaan iqomah memiliki tata cara yang diatur dalam sunnah Rasulullah SAW, termasuk bacaan dan pengulangannya. Memahami bacaan iqomah yang benar sangat penting agar ritual ini sah dan sesuai dengan tuntunan syariat.

Perbedaan Mendasar Antara Adzan dan Iqomah

Meskipun adzan dan iqomah memiliki lafaz yang hampir sama, terdapat satu perbedaan krusial yang membedakan keduanya, yaitu penambahan kalimat "Qad qāmatish-shalāh". Kalimat ini diucapkan dua kali, tepat sebelum mengakhiri iqomah. Selain itu, secara umum, lafal iqomah dibaca dengan tempo yang lebih cepat dibandingkan adzan, menandakan kedekatan waktu pelaksanaan shalat.

Bacaan Iqomah yang Benar

Bacaan iqomah dimulai dengan takbir, sama seperti adzan, namun diakhiri dengan penegasan bahwa shalat telah berdiri. Berikut adalah urutan bacaan iqomah yang sesuai dengan ajaran yang masyhur di kalangan ulama, berdasarkan hadits-hadits shahih:

اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّٰهُ
Asyhadu an lā ilāha illallāh.

أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
Asyhadu anna Muhammadar Rasūlullāh.

حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ
Hayya 'alash-shalāh.

حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ
Hayya 'alal-falāh.

قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ، قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ
Qad qāmatish-shalāh, Qad qāmatish-shalāh.

اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar.

لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّٰهُ
Lā ilāha illallāh.

Bagaimana Pengucapan "Qad Qāmatish-Shalāh"?

Kalimat "Qad qāmatish-shalāh" diucapkan dua kali. Dalam hadits riwayat Muslim dan Abu Dawud, disebutkan bahwa kalimat ini diucapkan setelah lafaz "Hayya 'alal-falāh" berakhir, dan diulang sekali lagi. Beberapa riwayat juga menyebutkan bahwa kalimat ini diucapkan sebanyak dua kali berturut-turut. Praktik yang paling umum dan dipegang oleh mayoritas ulama kontemporer adalah mengulanginya dua kali. Ketika mengucapkan ini, seorang mu'ammin (orang yang mengumandangkan iqomah) diharapkan mengeraskan suaranya, meskipun tidak sekeras saat adzan, karena iqomah adalah pengumuman internal bagi jamaah yang sudah hadir.

Sunnah dan Adab Saat Iqomah

  1. Kecepatan Bacaan: Iqomah dibaca lebih cepat dari adzan. Ini adalah sunnah yang didasarkan pada praktik Nabi Muhammad SAW dan para sahabat.
  2. Pengulangan Lafaz: Semua lafaz diulang dua kali, kecuali lafaz syahadat (kesaksian) dan lafaz terakhir "Lā ilāha illallāh".
  3. Tidak Ada Doa Setelah Iqomah: Berbeda dengan adzan yang dianjurkan diikuti dengan doa khusus, setelah iqomah, tidak ada doa khusus yang dianjurkan secara tegas dalam hadits shahih. Fokus utama adalah segera bersiap untuk shalat.
  4. Posisi Mu'ammin: Dianjurkan mu'ammin menghadap kiblat saat mengumandangkan iqomah, meskipun ini tidak seketat syarat sahnya iqomah.

Hikmah Kecepatan Iqomah

Mengapa iqomah dibaca dengan cepat? Salah satu hikmahnya adalah untuk mendorong para jamaah yang masih berada di luar atau sedang bersiap agar segera memasuki shaf shalat. Kecepatan ini juga menciptakan suasana urgensi spiritual; bahwa waktu pelaksanaan ibadah telah tiba dan tidak boleh ditunda lagi. Setelah iqomah selesai, imam diharapkan segera maju untuk memimpin shalat tanpa jeda yang panjang, kecuali jeda singkat untuk merapikan shaf dan memastikan semua jamaah berada dalam posisi yang benar.

Memperhatikan detail bacaan iqomah adalah bagian dari penyempurnaan ibadah kita kepada Allah SWT. Dengan mengikuti tata cara yang telah diajarkan, kita memastikan bahwa ritual penanda dimulainya shalat berjamaah tersebut dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW.

🏠 Homepage