Pesona Unik Batik Sasirangan Kalimantan

Motif geometris khas Sasirangan

Batik merupakan warisan budaya tekstil Indonesia yang mendunia. Namun, ketika mendengar kata 'batik', pikiran sering tertuju pada daerah Jawa. Padahal, Indonesia kaya akan ragam batik tradisional dari berbagai pulau, salah satunya adalah Batik Sasirangan dari Kalimantan Selatan. Berbeda dengan teknik canting yang umum di Jawa, Sasirangan menawarkan filosofi dan teknik pembuatan yang sangat khas, menjadikannya representasi seni tekstil yang otentik dari Pulau Borneo.

Apa Itu Batik Sasirangan?

Secara harfiah, 'Sasirangan' berasal dari bahasa Banjar yang berarti 'diikat' atau 'dijahit'. Nama ini merujuk langsung pada teknik pembuatannya yang unik, yaitu dengan cara mengikat atau menjahit kain menggunakan benang sebelum proses pewarnaan dilakukan. Proses ini disebut sebagai teknik tahan celup (resist dyeing). Berbeda dengan batik tulis yang mengandalkan malam panas untuk menahan cairan pewarna, Sasirangan mengandalkan jahitan tangan yang rapat.

Keunikan utama Sasirangan terletak pada motifnya yang didominasi oleh garis-garis geometris yang tegas dan simetris. Motif-motif ini tidak diciptakan tanpa makna; setiap guratan dan pola membawa filosofi mendalam mengenai kehidupan, alam, dan hubungan manusia dengan Tuhan. Meskipun tekniknya menyerupai ikat, pola pada Sasirangan dihasilkan dari jalinan jahitan dan lipatan yang presisi, menciptakan pola yang seringkali terlihat seperti rangkaian labirin yang teratur.

Proses Kreatif yang Penuh Ketelitian

Pembuatan selembar kain Sasirangan membutuhkan kesabaran dan ketelitian tinggi dari para pengrajin. Prosesnya dimulai dari pemilihan bahan kain, umumnya menggunakan katun atau sutra. Setelah kain disiapkan, langkah krusial berikutnya adalah proses penjahitan. Penjahit akan menggunakan jarum dan benang untuk membentuk pola yang diinginkan, memastikan ikatan tersebut cukup kuat menahan penetrasi zat pewarna.

Setelah selesai dijahit, kain dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Karena area yang dijahit tertahan (terproteksi) dari pewarna, ketika benang dilepas, akan muncul pola garis putih atau warna asli kain yang kontras dengan warna dasar yang telah dicelup. Proses ini sering diulang beberapa kali untuk mendapatkan gradasi warna atau motif berlapis yang kompleks.

Makna di Balik Setiap Motif

Kekayaan Batik Sasirangan tidak hanya terletak pada tekniknya, tetapi juga pada kekayaan simbolismenya. Motif-motif yang diciptakan selalu memiliki makna filosofis yang mendalam, seringkali berkaitan dengan kepercayaan masyarakat Banjar yang mayoritas Muslim. Beberapa motif terkenal antara lain:

Penggunaan motif-motif ini tidak sembarangan. Dahulu, setiap motif memiliki peruntukan spesifik, misalnya untuk acara pernikahan, upacara pemakaman, atau pakaian kebesaran raja dan bangsawan. Meskipun kini Sasirangan lebih umum digunakan sebagai busana sehari-hari, pemahaman akan makna motif tetap dijaga sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.

Sasirangan di Era Modern

Kini, Batik Sasirangan telah mengalami revitalisasi. Para perajin mulai berinovasi dengan menggunakan pewarna alami yang lebih ramah lingkungan dan menggabungkan teknik Sasirangan dengan desain kontemporer. Ini memastikan bahwa warisan budaya ini tetap relevan dan diminati oleh generasi muda, baik di Kalimantan maupun di kancah fashion nasional. Batik Sasirangan bukan sekadar kain bercorak; ia adalah narasi visual tentang identitas, spiritualitas, dan kekayaan seni budaya Kalimantan Selatan yang patut kita lestarikan bersama.

🏠 Homepage