Dodol Betawi adalah salah satu hidangan manis tradisional yang sangat populer di kalangan masyarakat Betawi, Jakarta. Makanan ini memiliki tekstur kenyal, rasa manis legit yang khas, dan seringkali menjadi sajian wajib saat perayaan hari besar seperti Idul Fitri atau acara adat lainnya. Proses pembuatannya memang membutuhkan kesabaran dan waktu yang cukup lama, namun hasilnya sangat memuaskan.
Membuat dodol yang sempurna memerlukan teknik pengadukan yang benar agar tidak gosong dan menghasilkan tekstur yang pas. Jika Anda ingin mencoba membuatnya di rumah, ikuti panduan berikut langkah demi langkah untuk mendapatkan cita rasa otentik.
Bahan Utama Membuat Dodol Betawi
Kunci kelezatan dodol terletak pada kualitas bahan, terutama santan dan gula aren. Berikut adalah bahan yang Anda perlukan:
Bahan Cair (Adonan Dasar):
- 2 liter santan kental (dari 3-4 butir kelapa tua)
- 1 liter santan encer (atau air kelapa muda jika ada)
- 750 gram gula aren (gula merah), sisir halus
- 250 gram gula pasir (sesuaikan tingkat kemanisan)
- 1 sendok teh garam halus
Bahan Pengental:
- 750 gram tepung ketan
- 250 gram tepung beras
Bahan Aroma (Opsional):
- 2-3 lembar daun pandan, simpulkan
- 1 sendok makan gula palem (untuk warna lebih pekat)
Langkah-Langkah Pembuatan Dodol Otentik
Proses ini memerlukan kesabaran, terutama saat proses pengadukan agar tekstur matang merata dan tidak hangus.
1. Persiapan Adonan Basah
- Campurkan santan kental, santan encer, gula aren, gula pasir, garam, dan daun pandan dalam wajan besar (sebaiknya menggunakan wajan berbahan tebal).
- Panaskan campuran di atas api sedang sambil terus diaduk perlahan hingga gula larut sempurna dan santan mulai mendidih. Jangan sampai santan pecah.
- Setelah mendidih, kecilkan api menjadi sangat kecil. Masukkan gula palem (jika menggunakan).
2. Pengolahan Tepung
- Dalam wadah terpisah, campurkan tepung ketan dan tepung beras. Larutkan tepung ini dengan sedikit air atau santan sisa (jangan terlalu banyak air agar tidak terlalu encer).
- Setelah larutan tepung siap, masukkan sedikit demi sedikit ke dalam rebusan santan yang sedang mendidih kecil. Lakukan sambil terus diaduk cepat menggunakan spatula kayu besar agar tidak ada gumpalan.
3. Proses Pengadukan Inti
- Setelah semua tepung tercampur rata, intensitaskan pengadukan. Ini adalah tahap krusial. Anda harus terus mengaduk adonan dari dasar wajan agar gula dan santan tidak mengendap dan gosong.
- Terus masak dan aduk terus menerus selama kurang lebih 3 hingga 5 jam (tergantung kompor dan besarnya api). Awalnya adonan akan cair, lalu mengental, dan akhirnya menjadi sangat padat dan berat.
- Ciri dodol matang adalah ketika warnanya berubah menjadi cokelat gelap mengkilap, teksturnya sangat pekat, dan ketika diaduk, ia cenderung 'menarik' diri dari dinding wajan.
4. Pendinginan dan Pengemasan
- Setelah matang sempurna, matikan api. Angkat daun pandan.
- Siapkan loyang yang sudah diolesi minyak goreng atau dialasi plastik tahan panas.
- Tuang adonan dodol panas ke dalam loyang. Ratakan permukaannya.
- Biarkan dingin dan mengeras di suhu ruangan selama minimal 12 jam.
- Setelah benar-benar dingin dan padat, potong-potong sesuai selera (tradisionalnya dibungkus daun pisang atau plastik mika kecil).
Tips Agar Dodol Sukses
- Wajan yang Tepat: Gunakan wajan berbahan tebal, seperti besi cor atau stainless steel tebal, untuk distribusi panas yang lebih merata dan mengurangi risiko gosong.
- Api Kecil dan Sabar: Jangan tergoda membesarkan api. Proses memasak dodol yang lama dengan api kecil adalah kunci kekenyalan dan keawetan dodol.
- Pengadukan Konstan: Jangan pernah berhenti mengaduk, terutama ketika adonan sudah mulai mengental.
- Kualitas Santan: Selalu gunakan santan perasan pertama (kental) untuk rasa gurih yang maksimal.
Membuat dodol Betawi adalah ritual komunal yang membutuhkan kesabaran, tetapi hasilnya adalah hidangan lezat yang kaya akan sejarah dan tradisi. Selamat mencoba!