Simbolisasi Seruan Adzan dan Respons

Panduan Lengkap: Jawaban Mendengar Adzan yang Dianjurkan

Adzan adalah seruan mulia yang dikumandangkan oleh muadzin lima kali sehari untuk memanggil umat Islam melaksanakan salat fardu. Momen mendengar adzan bukanlah sekadar latar belakang suara; ini adalah panggilan spiritual yang menuntut respons dari seorang Muslim. Memahami dan melaksanakan jawaban mendengar adzan yang benar adalah bentuk ketaatan dan kecintaan kita terhadap ibadah.

Dalam tradisi Islam, terdapat tuntunan spesifik mengenai apa yang harus dilakukan ketika lantunan adzan mengalun. Tuntunan ini mencakup tindakan hati, ucapan lisan, dan terkadang juga tindakan fisik.

Kewajiban Seorang Muslim Saat Mendengar Adzan

Ketika kita berada dalam kondisi mendengar adzan—baik saat di rumah, di perjalanan, maupun di tempat kerja—respon pertama yang paling utama adalah menghentikan sementara urusan duniawi dan memusatkan perhatian pada seruan tersebut. Hal ini menunjukkan pengakuan kita atas keagungan waktu salat yang telah tiba.

1. Mengikuti Bacaan Muadzin (Tasybiih)

Secara umum, jawaban mendengar adzan yang paling mendasar dan disepakati adalah mengucapkan lafal yang sama dengan yang diucapkan oleh muadzin, kecuali pada bagian "Hayya 'ala ash-shalah" dan "Hayya 'alal falah".

Berikut adalah ringkasan bacaan yang dianjurkan:

2. Doa Khusus Setelah Adzan

Setelah muadzin menyelesaikan lantunan adzan, terdapat doa khusus yang sangat dianjurkan untuk dibaca. Doa ini mengandung permohonan syafaat untuk Nabi Muhammad SAW dan permohonan diberikannya kedudukan mulia di akhirat (Al-Wasilah).

Doa setelah adzan adalah:

"Allahumma Rabb hadzihid da'watit taammah, wash-shalatil qaa'imah, aati Muhammadanil washilata wal fadhilah, wab'atshu maqamam mahmuudal ladzii wa’adtah. Irhamnaa bihaqqihaa yaa Arhamar raahimiin."

Artinya: "Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna dan salat yang akan didirikan, berikanlah kepada Muhammad kedudukan (wasilah) dan keutamaan, serta bangkitkanlah beliau pada kedudukan yang terpuji sebagaimana yang telah Engkau janjikan. Rahmatilah kami dengan haknya wahai Dzat yang Maha Penyayang dari segala penyayang."

Pengecualian untuk Suara Azan Subuh

Ada sedikit variasi dalam jawaban mendengar adzan ketika adzan Subuh dikumandangkan. Selain mengucapkan "Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah" pada bagian "Hayya 'ala...", terdapat tambahan lafal yang dianjurkan:

Ketika muadzin mengucapkan: "Ash-shalatu khairum minan nauum" (Salat lebih baik daripada tidur), umat Islam dianjurkan menjawab:

"Shadaqta wa bararta" (Engkau benar dan baik).

Ini menunjukkan pengakuan bahwa panggilan untuk menghadap Allah memang jauh lebih penting daripada kenyamanan duniawi seperti tidur.

Keutamaan Melaksanakan Jawaban Adzan

Mengapa begitu penting untuk menanggapi adzan dengan benar? Selain sebagai bentuk kepatuhan syar'i, terdapat janji-janji besar bagi mereka yang konsisten dalam melakukannya:

  1. Mendapatkan Syafaat Nabi: Doa yang dibaca setelah adzan merupakan wasilah (perantara) bagi kita untuk mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW di hari kiamat kelak.
  2. Diampuni Dosanya: Salah satu riwayat menyebutkan bahwa siapa pun yang menjawab adzan dengan ikhlas, dosanya akan diampuni.
  3. Kedudukan di Surga: Dengan mengikuti tuntunan ini, kita berkesempatan meraih kedudukan tinggi (Maqamul Mahmud) yang dijanjikan.
  4. Menghidupkan Sunnah: Melakukan ini adalah upaya nyata kita untuk menghidupkan sunnah Rasulullah SAW di tengah kesibukan dunia modern.

Oleh karena itu, setiap kali kita mendengar suara adzan, jadikanlah momen itu sebagai jeda spiritual. Hentikan aktivitas sejenak, pejamkan mata jika perlu, dan berikan respons terbaik Anda sebagai wujud penghormatan kepada seruan yang paling suci dalam Islam. Memahami dan mengamalkan jawaban mendengar adzan adalah langkah awal menuju kekhusyukan salat berikutnya.

🏠 Homepage