Peternakan babi modern sangat bergantung pada manajemen kandang yang baik. Kandang babi bukan sekadar tempat berlindung; ia adalah lingkungan terkontrol yang memengaruhi kesehatan, tingkat pertumbuhan, dan efisiensi pakan ternak. Desain yang buruk dapat memicu stres, penyebaran penyakit, dan peningkatan biaya operasional akibat kesulitan pembersihan dan ventilasi yang tidak memadai. Oleh karena itu, investasi waktu dan sumber daya dalam merancang kandang yang ideal adalah langkah awal menuju profitabilitas peternakan.
Tujuan utama dalam membangun kandang adalah menciptakan lingkungan yang kering, bersih, dan memiliki suhu yang nyaman bagi babi di semua tahapan usianya, mulai dari indukan beranak hingga babi siap jual. Faktor-faktor seperti luas lantai, material konstruksi, sistem pembuangan kotoran, dan orientasi bangunan harus dipertimbangkan secara cermat berdasarkan iklim lokal.
Kepadatan yang berlebihan adalah musuh utama kesehatan babi. Setiap babi membutuhkan ruang gerak yang cukup untuk mengurangi agresi antarindividu dan meminimalkan kontak langsung dengan kotoran mereka sendiri. Standar umum menyarankan minimal 0,6 hingga 1 meter persegi per ekor untuk babi grower (umur 3-6 bulan), dan area yang jauh lebih luas untuk induk bunting atau menyusui. Kekurangan ruang akan menghambat perkembangan otot dan meningkatkan risiko cedera.
Babi menghasilkan panas tubuh yang signifikan, dan jika kandang tidak terventilasi baik, kelembaban dan amonia akan menumpuk. Amonia sangat berbahaya bagi saluran pernapasan babi dan dapat menurunkan laju pertumbuhan. Desain kandang harus memaksimalkan aliran udara silang alami. Di daerah tropis, penggunaan atap yang tinggi dan miring, serta penempatan jendela yang strategis, sangat penting untuk menciptakan efek cerobong asap alami yang menarik udara kotor keluar. Untuk zona dingin, sistem ventilasi mekanis mungkin diperlukan.
Lantai adalah komponen kritis. Ada dua jenis utama: lantai padat dan lantai berpalang (slatted floor). Lantai padat membutuhkan manajemen alas jerami (litter management) yang intensif untuk menjaga kebersihan. Sementara itu, lantai berpalang—terbuat dari beton cetak, besi, atau plastik—memungkinkan kotoran jatuh ke bawah kandang (sumur penampungan), menjaga area hidup babi tetap kering. Meskipun biaya awal lebih tinggi, lantai berpalang secara drastis mengurangi tenaga kerja pembersihan harian dan sangat efektif dalam pengendalian penyakit.
Pemilihan material sangat mempengaruhi umur pakai kandang babi. Lingkungan kandang sangat korosif karena kombinasi kotoran, urine, dan kelembaban tinggi.
Hindari penggunaan kayu di area yang sering basah atau terkena kotoran karena kayu mudah menyerap kelembaban dan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan parasit.
Sebuah unit peternakan yang baik membagi area kandang menjadi zona-zona spesifik untuk mengoptimalkan perawatan:
Pemisahan zona ini sangat penting untuk menerapkan prinsip biosekuriti, mencegah penyebaran penyakit antar kelompok usia.